Geger Kerangkeng, Kader PP Ungkap Framing Pembunuhan Karakter Bupati Langkat

Editor: AgioDeli.id author photo

agiodeli.com Kerangkeng di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin bukanlah sesuatu yang selama ini ditutupi. Pendiri Kelompok Kerja Kehumasan (Pokja Humas) Sumatera Utara, H. Idrus Djunaidi menduga ada framing pembunuhan karakter di balik isu ini.

“Sebagai sesama kader Pemuda Pancasila (PP), saya cukup mengetahui cita-cita Bung Cana (sapaan akrab Terbit Rencana) jauh sebelum dia jadi Bupati Langkat. Dia memang sangat berkeinginan memberantas penyalahgunaan narkoba,” ujar Idrus, yang tercatat sebagai kader berkompetensi Madya di organisasi kemasyarakatan (ormas) pimpinan KPH Japto Soelistyo Soerjosoemarno, S.H.

Menanggapi wartawan di Medan, Selasa (25/1/2022), Idrus kemudian mengungkap bahwa keinginan itu difokuskan Cana untuk menolong anak-anak muda yang terpapar narkoba, dengan membangun secara pribadi fasilitas rehabilitasi. Fasilitas itu ia siapkan sejak sepuluh tahun lalu di kediamannya, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

“Istilah Bung Cana, itu tempat pembinaan. Dia sangat prihatin banyak anak muda dari keluarga susah yang justru terjerat narkoba. Tentu dengan izin orang tuanya, Bung Cana mengambilalih pembinaan anak-anak muda dari keluarga tak mampu itu. Mereka, dalam tanda kutip, dipaksa lepas dari pengaruh narkoba,” beber Idrus lagi.

Terbit Rencana menanggung penuh seluruh pembiayaan dalam proses pembinaan tersebut. Sepengetahuan Idrus, Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) PP Kabupaten Langkat itu tak pernah mengajukan apalagi menerima donasi pihak lain dalam penanganan korban peredaran narkoba di rumahnya. Meskipun, jumlah yang ia tanggung bisa mencapai puluhan orang.

Idrus kemudian menyarankan publik untuk menelisik lebih jauh fakta-fakta terkait kerangkeng di kediaman pribadi Ketua DPRD Kabupaten Langkat Periode 2014-2019 itu. Terlebih, kerangkeng itu bukanlah sesuatu yang selama ini ditutupi oleh pemiliknya.

Informasi soal Kerangkeng Bisa Mudah Diakses

Idrus menegaskan, publik dapat mengakses informasi mengenai kerangkeng itu dari laman Youtube Info Langkat. Di laman tersebut ada video yang secara jelas memvisualisasikan detail keberadaan kerangkeng tersebut. Dan, Info Langkat sudah mengunggah video itu sekitar sembilan bulan lalu.

“Sebenarnya, kalau dibilang kerangkeng pun, itu tak cocok. Posisinya terbuka, kok. Hanya, memang menggunakan jeruji besi, untuk memudahkan mekanisme pengawasannya. Sebab, orang-orang yang terpapar narkoba, cenderung melarikan diri untuk kembali bisa mendapatkan barang haram itu,” bilang Idrus.

Ada temuan kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat Peranginangin yang dilaporkan sebagai jejak kekejaman dan perbudakan modern.
Begini penampakan kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin. foto: dok ISTIMEWA/dok Migrant Care. Video yang secara detail memvisualisasi suasana pengelolaan kerangkeng ini dapat ditonton di channel: https://www.youtube.com/watch?v=oYqd-mF70SE

Di akhir tanggapannya, Idrus meminta semua pihak untuk tidak buru-buru menjustrifikasi Terbit Rencana Peranginangin terkait keberadaan kerangkeng di rumahnya. Baginya, laporan Migrant Care ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pun cenderung bertendensi pembunuhan karakter Bupati Langkat itu.

“Bukan tidak mungkin, laporan itu merupakan bagian dari desain kelompok atau oknum tertentu yang ingin mengandaskan karir politik Bung Cana. Kok tiba-tiba, begitu Bung Cana terjaring OTT (operasi tangkap tangan) KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Migrant Care melaporkan dugaan pelanggaran HAM terkait adanya kerangkeng itu? Foto dan video yang digunakan oleh Migrant Care pun, menurut pengamatan saya, bukan foto baru. Saya duga, ya itu tadi, ada framing pembunuhan karakter Bupati Langkat,” tukas Idrus.

Jangan Nafikan Sisi Baik Seseorang

Terakhir, dia meminta publik untuk memisahkan peristiwa hukum yang menyebabkan Terbit Rencana Peranginangin menjadi tahanan KPK dengan temuan kerangkeng itu. Janganlah publik menafikan sisi baik seseorang, hanya lantaran orang tersebut kemudian berurusan dengan penegak hukum. Terlebih, kasus yang kini menimpa Terbit Rencana masih dalam proses penyidikan, belum ada keputusan yang incracht atau berkekuatan hukum tetap.

“Sekali lagi, kita harap semua pihak menghentikan framing pembunuhan karakter Bupati Langkat. Jangan seolah-olah orang sudah jatuh lalu mau ditimpa pakai tangga,” tutupnya.

Geger publik mengenai kerangkeng di rumah Bupati Langkat ini terjadi menyusul laporan Migrant Care ke Komnas HAM. Lembaga ini menduga telah terjadi praktik perbudakan modern dan sejumlah pelanggaran HAM lainnya, berdasarkan temuan adanya kerangkeng itu. Namun, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) kemudian menyatakan kalau kerangkeng itu merupakan fasilitas rehabilitasi pecandu narkoba. Dalam pengelolaannya, bekerjasama dengan puskesmas setempat. (indra)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com