Walikota Medan pada acara Apel Dansat Kodam I/BB TA 2022
AgioDeli.id- Pemerintahan yang kolaboratif akan mengedepankan komitmen serta pemahaman bersama. Kerjasama antara semua stakeholder yang ada di Kota Medan akan memastikan terselenggaranya pelayanan publik yang prima. Faktor inilah yang menjadi kunci dalam mamastikan terselenggaranya pemerintahan kolaboratif yang akan menghasilkan keberkahan bagi warganya dalam segala hal.
Hal ini disampaikan Walikota Medan Bobby Nasution saat menjadi pembicara dalam Apel Dansat Tersebar Kodam I/BB TA 2022 di Aula Sahlan Siregar Yonif Raider 100/PS Desa Namu Ukur Utara, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat, Kamis (19/5/2022). Selain Pangdam I/BB Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin SE MSi, apel ini turut dihadiri seluruh Komandan Satuan (Dansat) jajaran Kodam I/BB.
Sebelum mengawali pemaparannya berjudul Inovasi Pemimpin Muda Dalam Memimpin dan Membangun Daerah, Bobby Nasution menyampaikan ucapan terima kasih karena telah diberi kesempatan berbicara dihadapan Dansat terbaik di jajaran Kodam I/BB. Apalagi saat tiba di lokasi, orang nomor satu di Pemko Medan ini mengaku baru pertama kali disambut dengan cara militer.
“Ini pengalaman pertama saya yang sangat luar biasa dan disambut dengan tradisi militer oleh prajurit dengan gagah dan penuh semangat sambil meneriakkan yel-yel Yonif Raider 100/PS. Untuk itu sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pangdam I/BB atas kesempatan yang diberikan ini,” kata Bobby Nasution.
Mengawali pemaparannya, Bobby Nasution mengungkapkan, saat dilantik menjadi Walikota Medan, usianya 29 tahun. Suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu ini meyakini, sebagian besar baik pegawai maupun pejabat di jajaran Pemko Medan tentunya sudah senior karena rata-rata berusia di atas usianya.
Guna menjalankan roda organisasi pemerintahan, kata Bobby Nasution, ia berpikir untuk membuat konsep bagaimana cara memimpin yang lebih senior yakni dengan mengusung semangat kolaborasi untuk bersama-sama membangun Kota Medan sehingga kini menjadi tagline Pemko Medan yakni Kolaborasi Medan Berkah. Dikatakannya, kolaborasi ini tidak hanya dilakukan di lingkungan Pemko Medan tetapi juga dengan unsur Forkopimda serta seluruh stakeholder yang ada di Kota Medan.
Dihadapan seluruh Dansat jajaran Kodam I/BB, Bobby Nasution mengaku, pengalaman pertama menjadi walikota sangat berat karena di tengah pandemi Covid-19 sehingga resiko menjalankan pemerintahan itu nyata. Namun ketakutan dalam mengambil keputusan, ungkapnya, sedikit harus dihilangkan tanpa mengabaikan resikonya sehingga keputusan dalam mensejahterakan masyarakat harus dilakukan.
Bahkan, imbuh Bobby, banyak turunan keputusan dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Pemko Medan sendiri yang dilakukan menyebabkan masyarakat mengeluh maupun membencinya. Meski demikian hal itu tetap dilakukan demi kepentingan masyarakat, sebab persoalan Covid-19 menyangkut masalah jiwa masyarakat.
Medan Siap Jadi Kota MICE
Selanjutnya, menantu Presiden Joko Widodo ini memaparkan Kota Medan siap menjadi Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition). Guna mewujudkan hal itu, jelas Bobby, Pemko Medan terus berupaya melengkapi berbagai sarana dan prasarana menjadi jauh lebih lengkap. Dengan demikian ibukota Provinsi Sumatera Utara ini akan menjadi salah satu destinasi pariwisata yang siap sebagai tempat menggelar beraneka ragam aktivitas, termasuk MICE.
“Ini tentunya juga bisa dimanfaatkan sebagai ajang business to business meeting melalui kegiatan workshop, seminar serta menjalin kerjasama business networking antar berbagai bidang usaha,” paparnya.
Kota Medan kaya akan kulinernya dengan memiliki dua rasa yakni enak dan enak sekali. Setiap etnis yang ada mempunyai kuliner tradisionil dengan kelezatan rasa yang tidak diragukan lagi. Hingga kini makanan tradisionil sangat mudah didapatkan karena pelaku UMKM yang memasarkannya.
Dalam pemaparannya, Bobby Nasution selanjutnya menerangkan, Pemko Medan juga mendukung pengembangan ekonomi kreatif lokal untuk peningkatan perekonomian masyarakat. Dikatakannya, berbagai kegiatan ekonomi kreatif lokal saat ini makin berkembang dan mendapat tempat untuk menjadi salah satu usaha peningkatan ekonomi di Kota Medan.
Salah satu upaya yang dilakukan, jelas Bobby, pengadaan makanan dan minuman di lingkungan Pemko Medan saat ini pengadaannya dari pelaku UMKM. Selama ini bertahun-tahun, ungkapnya, pengadaan makanan dan minuman hanya dikuasai perusahaan-perusahaan yang sudah punya nama.
“Untuk bisa memasukkan makanan dan minuman, pelaku UMKM harus mendaftar sehingga masuk dalam E-Katalog Pemko Medan. Alhamdulillah, jumlah pelaku UMKM yang sudah masuk sudah banyak. Bahkan, mereka ketika ditanya sampai kesulitan untuk melayani permintaan pengadaan makanan dan minuman dari Pemko Medan,” terangnya. (donny)