Sekdaprovsu Arief S Trinugroho menutup pagelaran PRSU Ke-49, baru-baru lalu. Selain dipandang gagal, pagelaran ini juga masih menyisakan konflik. Foto: dokumen AgioDeli.ID
AgioDeli.ID
– Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) dan Pekan Raya Jakarta (PRJ) tahun 2023 ini ditutup
dengan disparitas hasil bagai bumi dan langit.
Berlangsung
33 hari, PRJ yang lebih populer sebagai Jakarta Fair ditutup 16 Juli 2023
dengan membukukan transaksi Rp7,3 triliun.
Sebagaimana
dilansir sejumlah media, Direktur Komersil Jakarta International Expo (JIExpo),
Karuna Murdaya mempublikasi kunjungan 6,3 juta orang di PRJ 2023.
"Total
jumlah pengunjung tahun ini mencapai angka 6,3 juta orang," kata Karuna,
saat acara penutupan PRJ 2023.
Karuna juga
menyebut, PRJ atau Jakarta Fair Kemayoran kali ini diikuti 2.500 penyewa dan
1.600 stan. Dari jumlah tersebut, 40 persen adalah pelaku usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM).
Sehari
berselang, Senin malam, 17 Juli 2023, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara
(Sekdaprovsu), Arief S Trinugroho menutup PRSU Ke-49 dengan catatan transaksi
Rp50 miliar.
Selama
sebulan penyelenggaraannya, dimulai 16 Juni 2023, pengunjung PRSU Ke-49 berada
di angka 120 ribu orang.
Dari catatan
transaksi, pencapaian PRSU Ke-49 hanya 0,68 persen jika dibanding PRJ atau
Jakarta Fair 2023. Jumlah pengunjung PRSU Ke-49 pun hanya 1,9 persen dibanding
pengunjung PRJ 2023.
Pantaskah
membandingkan capaian PRSU dengan PRJ?
“Perspektifnya
untuk kemajuan. PRJ itu patut jadi acuan. Kalau tidak kita bandingkan dari
sekarang, mau kapan lagi? Apa PRSU mau dibikin gitu-gitu aja?” ujar Mirza
Syahputra, praktisi marketing asal Kota Medan, menanggapi AgioDeli.ID, Senin, 24
Juli 2023.
Mirza
mengaku sempat mengunjungi PRJ atau Jakarta Fair pada 1 Juli 2023. Menurut dia,
secara konsep PRJ boleh dikata paripurna sebagai wadah bertemunya produsen,
konsumen dan investor.
“Sekaligus
tempat hiburan juga. PRJ 2023 benar-benar menjawab kerinduan masyarakat yang
selama hampir tiga tahun aktivitas sosialnya terkekang pandemi Covid-19,”
tambah profesional yang juga Sekretaris Kelompok Kerja Kehumasan Sumatera Utara
(Pokja Humas Sumut) ini.
Belum
pulihnya perekonomian masyarakat, menurut Mirza, tidak bisa menjadi apology
bagi penyelenggara ataupun penanggungjawab PRSU Ke-49. Sebab, PRJ 2023 terbukti
mampu menarik animo masyarakat dari segala lapisan.
“Kita
melihat kalangan investor dan konsumen kelas menengah atas tidak menunjukkan
ketertarikan untuk datan ke PRSU, dari tahun ke tahun. Karenanya, tenant-tenant
(penyewa) besar pun tak minat untuk terlibat pada penyelenggaraan PRSU,” tukasnya.
Tak Lebih Baik Dibanding PRSU Ke-48
Jika
dibanding penyelenggaraan PRSU Ke-48 tahun 2019 lalu pun, capaian PRSU Ke-49
tahun 2023 ini tidak lebih baik.
Sejumlah
media melansir, PRSU Ke-48 ditutup dengan catatan transaksi Rp57,5 miliar.
Selama sebulan penyelenggaraannya, even tahunan Sumatera Utara ini dikunjungi 265
ribu orang.
Berdasar
catatan tersebut, maka PRSU Ke-49 yang diselenggarakan tahun ini tak menarik
animo masyarakat setengah dari jumlah pengunjung PRSU Ke-48 tahun 2019.
Barangkali
tanpa melihat fakta tersebut, Sekdaprovsu Arief S Trinugroho dalam acara
penutupan menyebut PRSU Ke-49 disambut baik masyarakat.
Menurutnya,
hal itu disebabkan kerinduan masyarakat pada PRSU, setelah tidak hadir selama
tiga tahun.
"Inilah
kolaborasi pegiat UMKM dan seni budaya, diharapkan dapat menggeliatkan
perekonomian Sumut,” ucapnya, mewakili Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy
Rahmayadi yang seyogianya dijadwal menutup PRSU Ke-49.
Sementara
sehari sebelum penutupan, Kepala Inspektorat Provsu, Lasro Marbun mengutarakan
penyelenggara PRSU Ke-49 gagal menarik animo masyarakat.
“Harus ada
kultur yang dibangun. Itu bagaimana membuat orang betah dan tertarik maupun
penasaran dengan PRSU,” ujarnya menanggapi wartawan, seusai acara Malam Keakraban
Panggung Gembira Inspekrorat Provsu, Minggu, 16 Juli 2023.
Penelusuran
AgioDeli.ID, konsep penyelenggaraan PRSU Ke-49 seyogianya sudah berubah mengacu
pada PRJ atau Jakarta Fair, jika terselenggara tahun 2020.
PT. Harmoni
Muda Inovasi (HMI), yang ketika itu ditunjuk sebagai promotor oleh PT.
Pembanunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU), juga sudah mulai memperkenalkan sebutan
Sumut Fair atas even tersebut.
Namun, Sumut
Fair 2020 gagal digelar lantaran pandemi. Setelah tiga tahun vakum, PT. PPSU
kemudian menggantikan posisi PT. HMI dengan De Capitol Communication saat
menggelar PRSU Ke-49 di tahun 2023 ini.
“Ini yang
menjadi pertanyaan bagi kita. Penyelenggaraan PRSU tahun ini secara konsep tak
ada perbaikan,” ungkap Mirza Syahputra.
Selain minim
animo, perjalanan PRSU Ke-49 juga masih menyisakan konflik. Sebab, PT. HMI
tidak berterima atas pemutusan kontrak yang dilakukan PT. PPSU.
PT. HMI sudah
dua kali melayangkan somasi kepada PT. PPSU setelah mengetahui posisinya
sebagai promotor PRSU Ke-49 digantikan pihak lain atas keputusan PT. PPSU. (*)
Penulis:
Indra Gunawan
Email:
indragunawanku@gmail.com