Poros Anies-AHY Diperhitungkan Laskar Ganjar-Puan, Kader Demokrat Punya Dalil Sendiri

Editor: AgioDeli.id author photo

Poros Anies-AHY
Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. foto: dokumen Partai Demokrat

AgioDeli.id Poros Anies-AHY bakal menjadi salah satu dari tiga pasangan calon yang akan bertarung pada Pilpres 2024. Perhitungan ini datang dari Laskar Ganjar-Puan.

“Survei yang dilakukan berbagai lembaga menempatkan Demokrat dan Ketum AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) pada posisi menggembirakan secara elektabilitas,” ujar politikus Partai Demokrat, Abdullah Rasyid kepada AgioDeli.id, Rabu (2/3/2022), menanggapi perhitungan akan munculnya poros Anies-AHY di Pilpres 2024.

Mantan Koordinator Staf Khusus Menko Perekonomian di Era Pemerintahan SBY ini pun menekankan itu sebagai dalil mengapa AHY menjadi perhitungan saat ini.

Demokrat menduduki posisi 3 besar dan AHY merupakan satu-satunya ketua umum partai non-koalisi yang selalu muncul sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden,” tukas Rasyid.

“Tentu ini menjadi pembuktian, sekaligus tugas bagi Partai Demokrat untuk terus bekerja dan berkoalisi bersama rakyat,” pungkasnya pula.

Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar-Puan, Mochtar Mohamad sebelumnya memperhitungkan poros Anies-AHY akan menjadi pasangan calon di Pilpres 2024. Poros ini akan berhadapan dengan poros Ganjar-Puan dan Prabowo-Sandiaga.

Polarisasi Hanya Mengarah pada 3 Poros

Dalam perhitungan matematis Mochtar Mohamad, hanya tiga pasangan calon itu yang berkemungkinan meramaikan Pilpres 2024. Hal ini berdasar hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dipublikasi pada Senin, 28 Februari 2022 lalu.

Dalam survei tersebut, responden diberikan pertanyaan tertutup untuk memilih tiga nama calon presiden. Hasilnya, Ganjar Pranowo mendapat 34,7 persen, Anies Baswedan 23,3 persen, Prabowo Subianto 21,9 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebanyak 20,1 persen.

Dalam kompetisi elektoral, beber Mochtar, apabila yang belum menentukan pilihan jumlahnya di bawah persentase dari kandidat terendah, maka dapat dipastikan kecenderungan kondite Pilpres 2024 tidak beda jauh dengan hasil survei.

Tentang poros Ganjar-Puan, dia menjelaskan PDI-P memiliki 128 kursi DPR RI, sedangkan presidential threshold 115 kursi untuk tiket capres/cawapres. Artinya, hanya PDI-P atau Ganjar Pranowo yang sudah memiliki tiket.

"Tentunya PDI Perjuangan ingin mendapat tambahan benefit elektoral pada Pemilu Legislatif 2024. Besar kemungkinan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Sehingga, PDI Perjuangan mengusung pasangan Ganjar-Puan," kata Mochtar, Selasa (1/3/2022), sebagaimana dilansir wartaekonomi.co.id.

Soal Anies Baswedan, Mochtar berkeyakinan Gubernur DKI itu akan didukung PKS (50 kursi) dan Partai Demokrat (54 kursi). Dengan total 104 kursi, poros ini masih memerlukan satu partai tambahan untuk mengusung capres/cawapres.

Partai NasDem (59 kursi), menurutnya cenderung bergabung dengan poros oposisi di Pilpres 2024. Jika demikian, total kekuatan poros ini menjadi 163 kursi.

"Yang berpeluang mendampingi Anies Baswedan adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, setelah melihat hasil survei SMRC yaitu sebanyak 2,6 persen dibandingkan dengan Salim Segaf Al-Jufri (PKS) 0,0 persen," jelasnya.

Sementara pada poros lainnya, yakni Prabowo Subianto dengan Partai Gerindra, memiliki bekal 78 kursi. Dengan demikian, Gerindra masih membutuhkan koalisi satu partai. PAN (44 kursi) menurut Mochtar cenderung menjadi opsi untuk melengkapi tiket capres/cawapres, sehingga total 122 kursi.

"Yang berpeluang mendampingi Prabowo Subianto adalah Sandiaga Uno dengan 5,8 persen dan Zulkifli Hasan dengan 0,2 persen. Poros ini mengarah pada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," ucapnya.

Mochtar juga menambahkan, sisa partai yang belum terpolarisasi adalah Golkar (85 kursi) dengan kandidat Airlangga Hartarto (0,4 persen), PKB (58 kursi) dengan kandidat Abdul Muhaimin Iskandar (0,1 persen), PPP (19 kursi) yang belum memiliki kandidat.

Menurutnya, sangat kecil kemungkinan terbentuk poros keempat, dengan minimnya elektabilitas kandidatnya. Sehingga, ia meyakini partai-partai lainnya kemungkinan besar akan bergabung dengan tiga poros utama capres. (indra)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com