Oleh : Drs. Akmal, A.P., M.Si *)
Out of The Box, Keluar dari Zona Nyaman
Bekerja sebagai PNS harus dilakoni dengan penuh kesungguhan, jangan setengah hati. Sudah menjadi kata-kata bijak yang selalu dipegang yaitu siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Bekerja juga jangan terbawa rutinitas agar tidak tergerus dengan hal-hal yang biasa-biasa saja. Harus mampu bekerja dengan mematahkan kebiasaan “bekerja normal” atau bekerja “yang standar saja”. Ada zona nyaman dalam bekerja sehingga tidak mau bergerak keluar dari zona tersebut untuk beralih kepada peluang lain yang penuh tantangan dan mencoba sesuatu yang baru. Karena tidak ada sesuatu yang baru, maka apa yang kita kerjakan juga tidak mengalami peningkatan, yang penting sudah berkerja memenuhi perintah atau lepas tugas saja. Istilahnya, tidak out of the box.
Bahkan lebih parah lagi, rutin mengerjakan sesuatu yang biasa meski yang biasa dikerjakan itu belum tentu benar. Padahal seharusnya “membiasakan suatu kebenaran”, bukan sebaliknya, “membenarkan suatu kebiasaan”. Yang biasa itu jika tidak benar dan sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman untuk apa dipertahankan?
Fokus pada Skala Prioritas
Bekerja sebagai PNS harus dilakukan dengan penuh semangat, tidak mudah lemah apalagi kendor alias loyo. Jangan pernah lelah untuk selalu mencintai pekerjaan kita, tentunya dengan melakukan yang terbaik untuk kepentingan masyarakat dan kemajuan organisasi. Timeline and goals suatu organisasi mestilah diwujudkan.
Dalam bekerja kita harus mampu menentukan skala prioritas pekerjaan kita, mana pekerjaan yang harus didahulukan serta segera diselesaikan dan mana yang seharusnya dibelakangkan atau mendapatkan porsi berikutnya untuk diselesaikan. Setiap person bekerja harus sudah terpola dan fokus, jangan semua dikerjakan namun tak satu pun selesai.
Ubah pola pikir kita sebagai PNS dari money oriented kepada goals and service oriented. PNS sudah mendapatkan gaji dan tunjungan yang mumpuni untuk melaksanakan pekerjaan dan pelayanan yang diamanahkan. Ada atau tidak ada uangnya (orientasi bisnis) pekerjaan itu jika sudah menjadi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta tanggung jawab kita, ya harus dikerjakan dan diselesaikan. Jangan menunggu, karena esok hari akan ada pekerjaan lain yang menunggu untuk diselesaikan. Di sinilah perlunya timeline, agar mengetahui apa pekerjaan yang akan kita kerjakan dan selesaikan hari ini.
Mewujudkan Birokrasi Dambaan
Sapta Dambaan yang lebih dikenal dengan singkatan SAPDA merupakan tujuh program prioritas dari visi Kabupaten Serdang Bedagai yang harus diwujudkan. Salah satu butir yang harus diwujudkan dari SAPDA tersebut adalah poin ketujuh yaitu Birokrasi Dambaan. Birokrasi dambaan adalah birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan yang prima dan profesional melayani masyarakat dengan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Birokrasi di dalamnya adalah PNS sebagai SDM yang melaksanakan laju dan jalannya mesin organisasi pemerintahan pada setiap jenjang dan lini birokrasi itu sendiri, baik di pusat maupun di daerah.
Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang Bedagai H. M. Faisal Hasrimy, A.P., M.AP selaku birokrat tertinggi di Pemerintahan Kabupaten, pengendali dan katalisator serta menjadi komandannya para PNS di Kabupaten Serdang Bedagai, dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan kiat motivasi untuk PNS agar bekerja profesional sehingga dapat mewujudkan birokrasi Dambaan. Kiat tersebut dirangkum dengan istilah LMTI yaitu singkatan dari Loyalitas, Militansi, Totalitas dan Integritas. Dengan demikian, setidaknya ada empat hal yang menjadi kiat dan pedoman yang harus dipegang teguh oleh setiap PNS agar sukses bekerja dan profesional dalam melaksanakan tugas serta amanah yang diembankan.
Pertama loyalitas. Menjadi seorang PNS yang paling mendasar adalah loyalitas. Kesetiaan kepada pimpinan menjadi tolok ukur dalam pencapaian tujuan. Tentunya loyalitas kepada pimpinan yang dimaksudkan adalah loyal kepada tugas dan tanggung jawab yang diembankan. Loyalitas juga bermakna kedisiplinan terhadap tugas dan tanggung jawab. Loyal tanpa disiplin akan menjadi serampangan dan menjadi hampa tanpa makna. Loyalitas yang dibatasi dengan kedisiplinan akan menghindarkan kita dari menjilat dan mengambil muka. PNS harus memiliki loyalitas yang utuh kepada pimpinan, bangsa, dan negara untuk mencapai tujuan organisasi dengan didasarkan kepada norma. Jangan loyalitas kita sebagai PNS malah melanggar norma yang ada.
Norma juga harus memperhatikan nilai kewajaran yang berlaku umum. Maka perlu bertanya pada sendiri: “saya loyal seperti ini apakah sesuai dengan norma dan wajar?”
Kedua militansi, dimaksudkan agar PNS itu mempunyai daya saing dan daya tempur yang hebat, tidak loyo, dan selalu punya daya inovasi dan perubahan ke arah yang lebih baik. Militan dan trengginas dalam bekerja pada skala bidang tugas masing-masing. Militansi juga dimaksudkan agar PNS itu mempunyai kemampuan intelektual yang lebih atau SDM yang menonjol dan bisa diandalkan. Tentunya ini menyangkut olah pikir. Di samping itu, PNS juga harus memiliki kemampuan militan dalam fisik. Fisiknya harus militan, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa dan pemikiran yang sehat serta cemerlang pula. Untuk menjaga fisik yang militan PNS itu harus berolah raga rutin dan terukur. Jika badan sehat maka berkerja secara all out bisa dilakukan. Namun demikian, untuk menjaga keseimbangan olah raga maka harus dibarengi juga dengan refreshing agar tidak membosankan dan diharapkan akan muncul ide-ide baru setelahnya. Jangan biarkan diri bekerja maksimal tanpa ada istirahat untuk merefresh-kan badan. Semuanya mesti seimbang. Dengan demikian, miltansi dalam bekerja betul-betul ditunjukkan dalam penyelesaian tugas-tugas dan pencapaian goals organisasi.
Selain olah pikir dan olah fisik, militansi juga harus didukung dengan olah rasa. Apa yang pimpinan rasakan, seorang PNS harus bisa dan mampu menyentuh hal tersebut. Yang terpenting dalam hal ini adalah militansi itu harus mampu menyentuh ke dalam rasa yaitu rasa tanggung jawab dan rasa memiliki. Kedua hal tersebut adalah intisari dari militansi dalam pelaksanaan tugas, pekerjaan yang diembankan kepada PNS. Tanggung jawab akan pekejaan yang dilakukan serta penyelesaiannya dengan sebaik mungkin, tentulah harus ditanggungjawabi. Ini sering memunculkan frasa pujian kepada seseorang misalnya, si A itu bertanggungjawab akan tugas dan pekerjaannya.
Di samping rasa tanggung jawab tentunya juga ada rasa memiliki akan tugas. Rasa memiliki ini akan menjadikan sikap seorang PNS untuk menjaga amanah dalam bekerja, menjaga amanah organisasi baik fisik, psikis (nama baik atau kehormatan) maupun aset berupa barang-barang milik organiasasi dan lainnya. Militansi dalam olah rasa ini akan memunculakan sikap merawatnya sehingga bisa bertahan lama. Setiap PNS harus “pandai merasa”, bukan “merasa pandai”. Lebih baik merasa belum pandai sehingga terus belajar dan haus dengan ilmu pengetahuan.
Ketiga totalitas, dimaksudkan agar setiap PNS bekerja mencurahkan segala kemampuan, daya, dan upaya untuk pencapaian visi dan misi organisasi dalam hal ini Kabupaten Serdang Bedagai di bawah kepemimpinan Dambaan (Darma Wijaya dan Adlin Tambunan). Totalitas berarti tidak setengah-setengah, harus berfikir dan bertindak komprehensif, cepat tanggap, cepat temu dan cepat tuntas dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.
Totalitas PNS dalam bekerja adalah untuk Kabupaten Serdang Bedagai tercinta. Di dalam hati sanubari dan fikiran setiap PNS harus terpatri, “kerja saya untuk menyukseskan mimpi Bupati dan Wakil Bupati dalam mewujudkan visi dan misinya, memberikan pelayanan maksimal dan profesional kepada masyarakat”. Harusnya, sudah seperti itulah makna yang melekat dan mendasar dari seorang PNS.
Semua harus mengambil bagian dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi. Target harus dicapai, semua mempunyai andil walaupun kecil karena itu bagian dari tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sekecil apapun sumbangsih kita terhadap pencapaian tujuan organisasi itu merupakan bagian dari totalitas pengabdian kita kepada kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat ini. Oleh karenanya jangan pernah lelah untuk mencintai Serdang Bedagai, karena di kabupaten inilah totalitas kita, kita curahkan tanpa tedeng aling-aling. Akan tetapi, jangan sampai lupa, bahwa totalitas tadi harus juga dibalut dengan kebersamaan dan kekompakan PNS dalam bekerja. Tanpa adanya kebersamaan dan kekompakan, totalitas tadi bisa menjadi cerai-berai, tetaplah dipupuk rasa kebersamaan dan kekompakan harus agar selalu utuh dalam pencapaian goals organisasi.
Keempat integritas, dimaksudkan agar terbentuk sikap PNS dalam bekerja menunjukkan kemampuan dan potensi dirinya yang maksimal dibalut dengan kejujuran sehingga akan memancarkan kewibawaan dalam melaksanakan tugasnya. Setiap PNS haruslah berintegritas, punya kewibawaan dan harga diri serta tetap menjaga kejujuran dan kepercayaan pimpinan. Setiap PNS diberikan kepecayaan oleh pimpinan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka itu harus dijaga dan dipelihara dengan menunjukkan etos kerja yang baik serta kejujuran yang utuh. Kata kuncinya adalah amanah atau kepercayaan. Dengan adanya itu, maka akan terpancarlah kewibawaan sehingga terwujudlah integritas dalam bekerja. Jangan nodai kepercayaan itu dengan ketidakjujuran, karena sekali orang tidak jujur maka dia akan sulit mendapatkan kepercayaan. Berapa banyak PNS yang tidak diberdayakan karena sudah tidak dipercaya atau hilang rasa kepecayaan itu disebabkan ulah sendiri akan ketidakjujuran. Berapa banyak pula PNS yang tersandung masalah hukum karena tidak berintegritas. Kabupaten Serdang Bedagai sangat membutuhkan orang-orang yang berintegritas.
Dari uraian di atas, maka terdapat empat kiat mewujudkan birokrasi Dambaan yang tertuang di dalam Sapta Dambaan sebagai prioritas program yang harus diwujudkan. Untuk mewujudkan birokrasi dambaan tersebut sangat diharapkan setiap PNS mampu menerapkan loyalitas yang utuh, militansi dalam bekerja, totalitas yang sepenuhnya tidak setengah hati, dan mempunyai sikap yang berintegritas dalam kejujuran yang sepenuhnya. Serdang Bedagai Maju Terus; Mandiri, Sejahtera, dan Religius. (*)
*) Penulis adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Serdang Bedagai