Menyoal Kontroversi Gubsu Edy, Pengamat: Cenderung Viral Bukan Berarti Baik

Editor: AgioDeli.id author photo

Pemerhati Sosial Idrus Djunaidi. FOTO: ISTIMEWA

AgioDeli.ID
Cenderung viral, bukan berarti baik. Kalimat ini merupakan pesan pemerhati sosial, Idrus Djunaidi kepada Gubsu Edy Rahmayadi.

“Sampai hari ini saya masih terlibat dalam bisnis penerbitan media massa. Berita tentang Gubsu Edy memang cenderung viral. Banyak dibaca, lalu di-share banyak orang di media sosial. Bukan berarti baik, namun lantaran selalu mengandung kontroversi,” ungkap Idrus Djunaidi kepada wartawan di Medan, Minggu (13/11/2022).

Jurnalis senior ini mengaku terus mencermati pemberitaan menyangkut orang nomor satu di Provinsi Sumatera Utara tersebut. Rabu (9/11/2022), sebutnya, Gubsu Edy tak ketinggalan menyajikan kegiatan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Kompleks Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Medan, dalam rangka menyambut Hari Pahlawan.

“Dia kumpulkan anak-anak SMA dalam kegiatan bertajuk ‘Pahlawanku Teladanku’. Tapi, pola komunikasinya, terutama yang diarahkan ke publik lewat media massa, menurut saya justru tak patut diteladani,” tukas Idrus.

Teranyar, lanjut jurnalis yang ikut mendeklarasikan berdirinya Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Sumut ini, bagaimana Gubsu Edy membuka aibnya sendiri bahwa tak satupun kepala daerah tingkat dua di Sumatera Utara patuh terhadapnya. Lalu, dia juga blak-blakan mengungkap punya siasat provokatif untuk menghabisi orang-orang yang tidak disukainya.

“Pola komunikasi seperti ini sangat tidak mendidik. Saya rasa ini dilakukan hanya untuk meraih posisi trending di dunia maya. Tapi jelas tidak mendidik dan tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin,” simpul Idrus lagi.

Sebelumnya diketahui, sejumlah media memberitakan pengakuan Gubsu Edy saat berada di City Hall Medan, Rabu (2/11/2022). Mantan Pangkostrad tersebut menyatakan para bupati dan wali kota tidak takut terhadap dirinya.

Menurutnya, para bupati dan wali kota hanya takut pada presiden lantaran dikelilingi Kapolri hingga Panglima TNI. Dia kemudian mengingatkan kalau dirinya dikelilingi Kapolda, Pangdam dan Kajati hingga bisa saja memprovokasi mereka supaya bertindak.

"Takut sama presiden orang punya Kapolri, punya Panglima TNI. Sama aku tak takut. Tapi kupake la aku punya Kapolda, punya Pangdam, punya Kajati. Jangan kelen pikir tidak bisa. Ku-kumpulin orang ini, kuprovokasi, ditangkap kalian," katanya saat itu, sebagaimana dikutip sejumlah media.

 

Kepentingan 2024

Menurut Idrus, pola komunikasi yang diperankan Gubsu Edy itu pada dasarnya bukan diarahkan agar para bupati dan wali kota kemudian mau menjalankan instruksinya. Melainkan, semata-mata agar perkataannya bisa viral.

“Kepentingannya sangat politis. Meraih trend. Saya rasa, ini berhubungan dengan Pilkada 2024. Ia sadar akan ada jeda setahun bagi dirinya sebelum perhelatan Pilkada 2024 digelar. September tahun 2023, dia tak lagi menjabat Gubsu. Mungkin, supaya orang tidak lupa, dia terus-terusan menghadirkan kontroversi agar menjadi trending topik dan berharap orang terus ingat dirinya,” beber sosok yang juga founder Kelompok Kerja Kehumasan Sumatera Utara (Pokja Humas Sumut) ini.

Idrus juga menduga, kontroversi acap dipertontonkan Gubsu Edy untuk menutupi ketidakmampuannya memimpin. Lagi-lagi, menurutnya, jurus itu justru blunder dan kian terang membuka aib sendiri.

“Harusnya Kadis Kominfo (Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika) bisa berperan. Jangan malah membiarkan pimpinannya begitu, hanya karena takut mengambil risiko dimarahi. Kadis Kominfo harusnya bisa memfilter. Itu salah satu tupoksinya (tugas pokok dan fungsi),” tambah Idrus.

Melihat pola komunikasi Gubsu Edy yang kian membuat gaduh, Idrus pun semakin pesimistis masyarakat Sumatera Utara dapat merasakan perbaikan di sisa masa jabatan sang pemimpin. Terlebih, pada situasi tahun 2023 saat dunia akan mengalami krisis multidimensi, sebagaimana prediksi para ahli ekonomi maupun pemimpin dunia.

“Harusnya pemimpin mendorong semua pihak dengan gagasan-gagasan. Sehingga, semua akan bergandengan tangan agar bisa bertahan menghadapi krisis. Bukan malah menimbulkan kegaduhan lewat perkataan,” pungkas Idrus. (indra gunawan)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com