Ini Langkah Cepat Kabupaten Sergai Kendalikan Inflasi secara Tepat

Editor: AgioDeli.id author photo

Bupati Sergai H Darma Wijaya beserta Tim Penggerak PKK Kabupaten Sergai meninjau langsung pasar rakyat untuk memastikan inflasi tetap terkendali.

AgioDeli.ID
Ketidakstabilan kondisi ekonomi global pasca pandemi Covid-19 juga berdampak bagi Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara. Namun, pemerintahan di kabupaten berjuluk “Tanah Bertuah Negeri Beradat” ini langsung mengambil langkah strategis agar inflasi dapat terkendali.

Secara etimologi, istilah inflasi berasal dari Bahasa Latin, yakni inflance, yang berarti meningkatkan. Inflasi menggambarkan perkembangan dalam perekonomian, ketika harga-harga dan gaji meningkat, permintaan tenaga kerja melebihi penawaran dan jumlah uang beredar sangat meningkat.

Melalui laman resminya, Bank Indonesia menyederhanakan defenisi inflasi sebagai kenaikan harga barang maupun jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.

Kenaikan harga atas satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali jika kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan pada harga barang lainnya.

Inflasi dapat menyebabkan dampak cukup signifikan pada perekonomian, seperti menurunnya daya beli masyarakat dan naiknya biaya produksi. Bahkan, inflasi bisa menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial.

Sadar akan pentingnya mengendalikan inflasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sergai di bawah kepemimpinan Bupati Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Tambunan langsung memperkuat peran dan fungsi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

TPID memiliki beberapa fungsi, di antaranya mengkoordinasikan kebijakan pengendalian inflasi di tingkat daerah. TPID bertugas memastikan semua pihak terkait, seperti pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku usaha, dapat bekerja sama secara efektif.

Selanjutnya, TPID memonitor dan menganalisis perkembangan harga barang dan jasa di wilayahnya. TPID memantau perkembangan harga barang dan jasa di pasar, melakukan analisis untuk memahami penyebab kenaikan harga dan potensi terjadinya inflasi, hingga menetapkan kebijakan pengendalian inflasi yang efektif dan tepat sasaran.

Kebijakan TPID dapat berupa pengaturan harga, pemantauan ketersediaan stok barang dan jasa, dan hal-hal terhubung lainnya.

TPID juga bertugas menyosialisasikan pengendalian inflasi ke masyarakat, menginformasikan kebijakan pengendalian inflasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pengendalian inflasi.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, TPID diharapkan dapat membantu pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi di wilayahnya dan menjaga stabilitas perekonomian secara nasional.

Untuk menjaga stabilitas ekonomi di masa pandemi Covid-19, Pemkab Sergai mendoron aparaturnya untuk aktif  dalam Gerakan Belanja Kebutuhan Harian di Pasar Rakyat (Grebek Dahsyat).

Grebek Dahsyat dan Gernas PIP

Dalam perjalanannya, sejumlah upaya dilakukan oleh Pemkab Sergai untuk mengendalikan inflasi di daerah. Pertama, menggiatkan Gerakan Belanja Kebutuhan Harian di Pasar Rakyat (Grebek Dahsyat).

Saat mengunjungi Pasar Rakyat Sei Rampah di penghujung 2022, Bupati Darma Wijaya menjelaskan Grebek Dahsyat merupakan program yang mendorong masyarakat untuk lebih aktif bertransaksi di sentra perekonomian seperti pasar rakyat.

Menurutnya, ekonomi daerah sangat dipengaruhi transaksi perekonomian yang fondasi ekonomi kerakyatan.

Bupati menginstruksikan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengikuti Grebek Dahsyat. Bukan sekadar instruksi, kegiatan belanja di pasar rakyat ini dibuat dengan sistematis berdasarkan jadwal.

Tiap OPD (organisasi perangkat daerah) diminta mengerahkan personelnya untuk membeli berbagai kebutuhan harian di pasar rakyat, pada jadwal yang sudah ditentukan. Jumlah pembelian minimal juga diatur.

Untuk meningkatkan partisipasi ini, Pemkab Sergai lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) membuat inovasi berupa daftar kehadiran yang juga memuat data diri serta kegiatan transaksi menggunakan barcode (kode batang).

Selain Grebek Dahsyat, TPID Kabupaten Sergai juga menggiatkan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (Gernas PIP).

Disadari oleh banyak pihak, ketersediaan pangan di suatu daerah akan sangat memengaruhi laju inflasi. Maka itu diperlukan serangkaian langkah tepat untuk memastikan stok pangan utama benar-benar terjamin.

Gernas PIP didukung oleh berbagai program dan kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan, mengurangi ketergantungan impor, memperbaiki infrastruktur dan distribusi pangan, serta menjaga ketersediaan stok pangan di seluruh wilayah Indonesia.

Beberapa komoditas pangan yang disebut mempengaruhi inflasi pangan di Provinsi Sumatera Utara (Provsu), terkhusus Kabupaten Sergai, adalah cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit.

Hal tersebut juga dipertegas oleh Gubernur Edy Rahmayadi dalam gelaran Kick Off Gernas PIP Sumatera Utara (Sumut) secara virtual pada Rabu, 31 Agustus 2022.

Bupati Sergai H Darma Wijaya mengajak Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) turut mengkampanyekan Gerakan Menanam untuk pengendalian inflasi.

 

Gernam

Pemkab Sergai juga mencanangkan Gerakan Menanam (Gernam). Gerakan ini mengajak OPD untuk secara mandiri menanam cabai merah, salah satu komoditas yang dapat memengaruhi inflasi.

Tak hanya dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Sumatera Utara, Kabupaten Sergai juga memiliki potensi menjanjikan untuk komoditi cabai dan bawang merah.

Sampai Juli Tahun 2022, tercatat luas tanam bawang merah mencapai 28 hektare dan 115 hektare cabai merah. Pada periode itu, luas panen bawang merah mencapai 27 hektare dan 85 hektare cabai merah.

Hasil produksinya juga tergolong baik. Panen bawang merah mencapai 218 ton dan cabai merah 423 ton.

Lewat Gernam, 3 ribu bibit cabai merah akan disebar ke berbagai OPD di Pemkab Sergai, lewat Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan (PMD).

Gernam juga akan digelar hingga ke tingkat desa, melalui koordinasi dengan Dinas PMD.

Diharapkan, Gernam dapat mentriger bertumbuhnya sentra produksi cabai merah dan komoditas lainnya. Bila hasil panen terus meningkat, pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan lokal serta mengendalikan inflasi daerah.

Aparatur sipl negara (ASN) di Kabupaten Sergai berpartisipasi mengendalikan inflasi dengan Gerakan Menanam (Gernam) komoditas pertanian pokok. Bawang merah ini contohnya.

 

Bulan Suci Ramadhan

Selain itu, langkah-langkah koordinasi juga dilakukan untuk memastikan angka inflasi lebih terkendali, apalagi Bulan Suci Ramadan sebentar tiba.

Yang terbaru, Wakil Bupati Sergai Adlin Tambunan memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sergai Triwulan I Tahun 2023, di Sei Rampah, 17 Februari 2023.

Pada kesempatan ini Wakil Bupati menyampaikan, survei pemantauan harga pada Minggu pertama Februari 2023 menyimpulkan beras sebagai komoditas penyumbang utama inflasi, yakni 0,10  persen.

Selain beras, komuditas lainnya yang dominan menyumbang inflasi adalah minyak goring (0,06 persen), daging ayam ras (0,06 persen) dan bawang merah (0,06 persen).

Sementara itu komoditas penyumbang deflasi pada periode ini adalah sawi hijau (0,08 persen), bensin (0,06 persen), ikan dencis (0,06 persen) dan jeruk (0,02 persen).

Pada momen ini pula dijelaskan sejumlah langkah yang diimplementasikan untuk mengendalikan inflasi di Sergai. Pertama, koordinasi TPID secara reguler (seminggu sekali). Kedua, melaporkan data perkembangan inflasi secara rutin setiap bulan.

Selanjutnya, laporan perkembangan harga bahan pokok harian, operasi pasar, penemuan kebutuhan pangan, serta pemantauan harga pangan dan migas. Keempat, mengaktifkan satgas pangan. Lalu komunikasi publik yang dilakukan melalui platform sosial media seperti Facebook, Instagram, website, serta Sergai FM. ***

Pengolahan data dan penyajian informasi ini merupakan hasil kerjasama AgioDeli.ID dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Serdang Bedagai, penulis: Sari Mahdini.

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com