Kabupaten Sergai Bangun Optimisme dengan Pertanian Organik

Editor: AgioDeli.id author photo

Optimistis dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani, Bupati Sergai H Darma Wijaya aktif mendorong budidaya produk pertanian organik. Ini momen swafoto Darma Wijaya bersama petani di lahan padi organik.

AgioDeli.ID
Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, tengah membangun optimisme dengan program pertanian organik.

Selain menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani, pola pertanian organik juga dirancang untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Bagi Pemkab Sergai, sektor tani merupakan bagian dari 7 program unggulan yang dinamai Sapta Dambaan atau SAPDA.

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sergai Tahun 2021-2026, Bupati Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Umar Yusri Tambunan mencantumkan sektor agrikultur berlabel “Pertanian Mandiri dan Berkelanjutan”.

Program itu menyebut bidang pertanian sebagai salah satu sektor prioritas di Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat.

Ke depannya, pertanian di Sergai lebih diarahkan pada pertanian organik dan pengembangan komoditi hortikultura, dengan lebih banyak melibatkan kaum muda tani.

Bupati Sergai H Darma Wijaya menyerahkan contoh beras organik yang dihasilkan petani di Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat kepada Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Arif Tri Nugroho (kiri).


Dari penjelasan itu terlihat jelas bahwa pertanian organik ditempatkan sebagai fokus utama pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sergai.

Program ini bertujuan meningkatkan produksi pertanian organik, dengan mempromosikan penggunaan pupuk organik, pestisida alami, dan teknik pertanian ramah lingkungan lainnya.

Selain itu, Pemkab Sergai juga memberikan pelatihan dan dukungan teknis kepada petani dalam rangka peralihan ke pertanian organik.

Jumino, salah seorang pegiat pertanian organik di Desa Jambur Pulau, Kecamatan Perbaungan, menyebut teknik pertanian yang mengandalkan bahan-bahan organik menujukkan perbedaan positif yang jelas.

Salah satu buktinya, ungkap Ketua Kelompok Penjaminan Mutu Organik (PAMOR) Sergai ini, bisa dilihat dari bobot padi yang menjadi lebih berat dibanding padi yang ditanam secara konvensional.

“Pada padi konvensional, berat gabah menyusut hingga 25-35 persen setelah dijemur. Sementara padi organik hanya menyusut 15 persen,” sebutnya.

Selain itu, tambahnya, “Usia tanam padi organik juga lebih cepat, yaitu sekitar 108 hari untuk varietas pandan wangi.”

Jumino membeber fakta-fakta tersebut pada kesempatan panen padi organik di desanya, Kamis, 25 Agustus 2022. Menurut dia, ini merupakan panen kali keempat yang dinikmatinya.

Jumino menanam padi organik di lahan seluas 2,4 hektare. Dari luasan lahan tersebut, dia memanen 14,5 ton gabah.

Bupati Sergai H Darma Wijaya mengajak unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimpda) Kabupaten Sergai pada kegiatan panen raya padi organik, beberapa waktu lalu. Pertanian organik menjadi salah satu fokus Pemkab Sergai yang tertuang dalam dokumen RPJMD.


Di kesempatan lain sebelumnya, Jumino juga mengungkapkan pertanian sistem organik atau permakultur semakin disenangi petani di sejumlah desa di Tanah Bertuah Negeri Beradat.

Khususnya, sebut dia, sistem pertanian organik diminati petani pemilik lahan kecil atau di bawah 5 rante (sekitar 2.000 meter persegi).

”Saat ini petani semakin banyak menanam padi secara organik, sayur organik, dan juga membuat biogas,” katanya.

Jumino yang juga Ketua Unit Penjamin Mutu Organis Kabupaten Serdang Bedagai mengaku, saat ini dirinya menanam sayur organik untuk kebutuhan rumah tangga dan desanya.

Tak sekadar menanam padi organik, Jumino mengatakan kelompok taninya juga mengembangkan sendiri pupuk organik dan pestisida organik.

Untuk memenuhi kebutuhan kalangan sendiri, Kelompok Tani PAMOR menurut Jumino juga membuat biogas. Berkat itu, dirinya dan anggota kelompok taninya tak lagi punya ketergantungan dengan elpiji.

Biogas diproduksi menggunakan bahan baku gas dari kotoran sapi. Kotoran sapi itu juga memiliki manfaat produktif lainnya karena dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair dan zat pengatur tumbuh tanaman.

Melansir berbagai sumber, Rismauli Basa Gultom selaku tenaga penyuluh di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemerintah Provinsi Sumut mengatakan pertanian organik bisa membantu peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman.

Rismauli berpendapat, sistem organik bukan hanya tentang bertani, melainkan juga mengusung sejumlah etika penting, yakni menjaga keberlangsungan bumi, berempati terhadap sesama, dan merawat masa depan.

“Dengan memadukan kekhususan ruang dan waktu, sistem ini menciptakan hasil produksi berkelanjutan dan memastikan pasokan pangan,” ujarnya.

“Sistem ini juga menciptakan harmoni antara manusia dan alam melalui pertemuan sosial yang menyatukan kita sebagai komunitas,” tambahnya pula.

Pemkab Sergai mendorong seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkup kerjanya untuk mengkonsumsi produk pertanian organik.


Libatkan ASN Serap Produk Organik

Tak sekadar melahirkan regulasi, Pemkab Sergai juga mengimplementasikan dukungan terhadap pertanian organik dengan melibatkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkup kerjanya.

Pemkab Sergai meluncurkan kebijakan “ASN Konsumsi Beras Organik” pada 14 Februari 2023, di Pendopo Kerajaan Bedagai, Komplek Kantor Bupati Sergai, Sei Rampah.

Darma Wijaya menjelaskan, program ini merupakan jawaban atas tantangan pemasaran produk beras petani lokal Sergai.

Ia menerangkan, pihaknya melalui Dinas Pertanian serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus mendorong petani untuk menanam padi organic.

Dia juga meminta agar para petani bisa membaurkan pemasaran padi organik lewat pemanfaatan media sosial, mengingat potensi promosinya sangat besar.

“Saat ini juga sudah dilakukan sosialisasi kepada para petani untuk dapat memasarkan beras organik melalui media sosial serta meningkatkan produktivitasnya,” ujarnya.

Melalui program “ASN Konsumsi Beras Organik”, Bupati mengajak seluruh jajaran ASN di lingkungan Pemkab Sergai untuk mengkonsumsi minimal 10 Kg beras organik dalam sebulan.

Hal tersebut diyakini dapat memotivasi para petani untuk menanam padi organik dan meningkatkan hasil produksi.

“Beras organik yang dijual dengan harga Rp15.000/kg ini kaya akan manfaat kesehatan. Untuk itu, maka hari ini dimulai dari OPD dulu diwajibkan membeli beras organik milik petani lokal,” tegasnya.

Harapannya, program “ASN Konsumsi Beras Organik” dapat disahuti dengan pendistribusian yang baik. Beras organic harus dapat dijangkau masyarakat luas. ***

Dimulai dari aparatur sipil negara (ASN), Pemka Sergai saat ini gencar mensosialisasikan produk-produk pertanian organik untuk konsumsi masyarakat. Tampak Bupati Sergai H Darma Wijaya (dua dari kiri) menyerahkan sekarung beras organik kepada bawahannya.

 

Pengolahan data dan penyajian informasi ini merupakan hasil kerjasama AgioDeli.ID dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Serdang Bedagai, penulis: Sari Mahdini.

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com