Wisata Halal Bukti Konkret Meningkatnya Tren Islam dan Ekonomi Syariah di Dunia Internasional

Editor: AgioDeli.id author photo

Wisata Halal Tandai Peningkatan Tren Islam di Dunia Internasional
Seminar Ekonomi Syariah Next Level mengungkap peningkatan tren Islam dan ekonomi syariah di dunia internasional, ditandai dengan berkembangnya konsep wisata halal (halal tourism) di negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim. FOTO: dokumentasi JMSI Sumut

AgioDeli.ID
Berkembangnya konsep wisata halal merupakan bukti konkret meningkatnya tren Islam dan penerapan ekonomi syariah di dunia internasional.

Betapa konsep wisata halal berkembang sebangun meningkatnya tren Islam di dunia internasional, merupakan informasi yang mengemuka dalam Seminar Ekonomi Syariah Next Level di Aulia Universias Al Azhar, Medan, Sabtu, 29 Juli 2023.

Digagas Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), seminar bertemakan “Peran Bank Membangun Ekonomi Syariah di Daerah” ini terselenggara berkat dukungan Universitas Al-Azhar dan Bank Sumut.

Direktur Utama Bank Sumut Babay Farid Wajdi hadir sebagai pembicara kunci, begitu juga Rektor Universitas Al-Azhar Medan.

Seminar ini menghadirkan tiga pemateri, masing-masing Konsultan Ekonomi, Gunawan Benjamin; Ketua Program Doktor Ekonomi Syaria pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Prof. DR. Andri Soemitra,MA,; dan Kaprodi Akuntansi Universitas Al-Azhar, Ahmad Muhajir, S.E., M.E.I.

Direktur Utama Bank Sumut Babay Farid Wazdi dalam kesempatan itu mengatakan, peningkatan tren Islam di dunia internasional terlihat kasat mata dengan hadirnya musala di ruang-ruang publik negara berpenduduk mayoritas non-muslim.

"Kalau dilihat dari persfektif Islam, tren Islam di dunia itu meningkat. Jika kita pergi ke bandara-bandara internasional, dulu susah untuk salat. Sekarang di bandara internasional di negara-negara asing sudah ada musala," ungkapnya.

Tak hanya itu, sosok yang akrab disapa Farid tersebut juga mengungkap fakta banyaknya negara yang mengembangkan konsep halal tourism atau wisata halal. Contohnya Thailand dan Korea Selatan.

"Wisata halal di Sumut masih kurang. Saya kemarin ke Nias. Padahal potensi wisata di sana bagus, tapi tidak didukung dengan kulinernya (kuliner halal),” paparnya.

Menimbang itu, dia pun mengajak semua pihak untuk mendorong berkembangnya konsep wisata halal. Sebab, wisata halal kini sudah mendunia.

“Wisata halal itu bukan hanya milik kita di Sumut, tapi Thailand dan negara lain juga. Sekarang wisata halal itu sudah mendunia. Kita di Sumut jangan sampai ketinggalan,” tukasnya.

 

Penerapan Ekonomi Syariah di Dunia Internasional

Pendapat Dirut Bank Sumut tersebut diperkuat oleh Prof. DR. Andri Soemitra, M.A. Menurutnya, saat ini ekonomi syariah atau yang lebih dikenal ekonomi Islam memang tengah menjadi trend.

"Kalau di luar negeri, mereka tidak tau syariah economic. Artinya begini, ekonomi syariah dan ekonomi Islam itu sama dan saat ini menjadi tren global,” ungkapnya.

Konsep wisata halal menurutnya merupakan contoh konkret penerapan ekonomi syariah. Konsep ini tengah massif dikembangkan di Korea Selatan dan Thailand.

“Di Korsel cari makanan halal itu tidak susah. Bahkan, Thailand akan menjadi halal kitchen in the world. Padahal di sana mayoritasnya bukan muslim," terangnya.

Sangat disayangkan, lanjut dia, jika Sumatera Utara tidak mau menjadi bagian dari perkembangan industri halal saat tren Islam atau ekonomi syariah meningkat di dunia internasional.

"Jadi yang namanya ekonomi Islam atau ekonomi syariah tidak sesempit daun kelor. Dulu kalau kita ngomong ekonomi syariah, bayangannya apa? Bank syariah. Bener ya?" ulasnya.

Dia menjelaskan, instrumen ekonomi syariah ada tiga, yakni sektor riil, finance dan tourism. Sektor riil termasuk di dalamnya seperti jilbab halal, perangkat makanan halal, sepatu halal dan salon halal.

Pada industri finance atau industri keuangan ada perbankan ada non bank. Ada bank syariah di situ serta ada asuransi syariah. Selain itu ada juga pegadaian syariah dan pasar saham syariah.

"Jadi apa yang ada di industri keuangan konvensional, sekarang ada versi syariah. Bahkan, ini duluan digaungkan di Indonesia,” sebutnya.

“Sistem eknomi syariah ini adalah sistem keuangan yang tidak hanya bisa menghasilkan uang. Tapi juga bisa mengembangkan sektor-sektor positif. Menghindari unsur yang dilarang. Bahkan, yang non-muslim juga ikut didalamnya,” tambah Andri Soemitra.

 

Masyarakat Ekonomi Syariah

Di kesempatan sama, Ahmad Muhajir mengkungkap kalau kegiatan ekonomi syariah sangat luas. Di Sumut sendiri, menurutnya sudah mulai digalakkan.

"Saya sendiri melalui Masyarakat Ekonomi Syariah sudah mensosilisasikan ke masyarakat. Masyarakat Indonesia, terutama Sumut sudah mulai melek dengan produk halal. Begitu juga dengan fashion halal yang sudah mulai melekat di keseharian, di mana kaum wanita sudah memakai gamis," ucapnya.

Yang harus menjadi perhatian, ungkap dia, adalah perihal halal food. Karena, Indonesia tidak masuk 10 besar dalam penerapan konsep wisata halal pada ekenomi syariahnya.

“Indonesia kalah dengan Brazil yang bertengger di posisi 3 halal food, diikuti beberapa negara seperti Australia, Sudan, Pakistan, Oman, Brunei dan lainnya,” beber Ahmad Muhajir.

Sumatera Utara, tambahnya, berpotensi mengembangkan ekonomi syariah di bidang halal food, halal tourism dan lainnya.

"Ini bukan lagi persoalan agama. Tapi sudah masuk soal bisnis. Mengacu pada Korsel, mereka berfikir bagaimana pasar muslim bisa masuk. Maka mereka siapkan infrastruktur dan produk halalnya," tegasnya.

Di lain sisi, Gunawan Benjamin melihat perkembangan perbankan syariah di Indonesia masih begitu-begitu saja. Padahal, potensinya sangat besar.

"Dari sisi perbankan, perbankan syariah kita masih gitu-gitu aja. Terbukti banyak penolakan dari pemegang saham yang terdiri pemerintah kabupaten kota, di saat Bank Sumut akan dikonversi menjadi bank syariah," ungkap Gunawan Benjamin.

Sejauh ini, kinerja perbankan syariah di Indonesia menurut Gunawan tumbuh baik. Namun, jika dibandingkan dengan bank konvensional, posisinya paling-paling di angka 7-8 persen.

"Disitu-situ aja. Jadi sebenarnya gak tumbuh-tumbuh juga. Kalau sudah seperti ini, apa yang sih yang harus dilakukan umat Islam biar bank syariahnya tumbuh?” ulasnya.

Menurut Gunawan, saat ini masyarakat masih berfikir yang macam-macam tentang perbankan syariah. Padahal, dengan perbankan syariah transaksi yang dilakukan dipastikan sesuai dengan prinsip Islam.

Rektor Al-Azhar Ir. Dermawan Hutagaol, M.P. mengaku berharap seminar ini dapat menambah wawasan civitas akademika dan anak didik di kampusnya tentang ekonomi syariah.

"Kami ucapkan terimakasih kepada JMSI dan Bank Sumut atas penyelenggaraan acara ini di kampus kita ini. Saya juga ucapkan terimakasih kepada Pak Dirut Bank Sumut yang telah memberikan motivasi kepada anak-anak kami bahwa kita harus bekerja keras," pungkasnya. (*)

 

Penulis: Indra Gunawan

Email: indragunawanku@gmail.com

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com