Serikat Boemi Poetra Desak Pemerintah Kaji Ulang Keputusan Nadiem Makarim soal Ekskul Pramuka

Editor: Indra Gunawan author photo

Ekskul Pramuka dihapus dari Kurikulum Merdeka Nadiem Makarim.
Ir. H. Abdullah Rasyid, M.E. (kiri-berkemeja putih) menyampaikan materi-materi kebangsaan kepada sejumlah pemuda di Medan, baru-baru ini. Sebagai Sekretaris Nasional (Seknas) Serikat Boemi Poetra, Aktivis '98 ini merespon keras keputusan Mendikbudristek Nadiem Makarim menghapus status wajib atas penyelenggaraan ekstra kurikuler (ekskul) pramuka di lembaga pendidikan formal tingkat SD dan SMP. foto: AgioDeli.ID/ratu fathia

AgioDeli.ID –
Serikat Boemi Poetra merespon keras keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim terkait kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) pramuka.

Sebagaimana diketahui, melalui Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024, Nadiem Makarim menghapus alokasi waktu pramuka dari mata pelajaran ekstra (ekskul). Ini berarti siswa sekolah dasar maupun menengah tidak lagi wajib mengikuti pendidikan kepramukaan.

“Kita berharap, pemerintah melalui Mendikbudristek kembali mengkaji kebijakan menghapuskan pramuka dari ekskul di sekolah,” ujar Sekretaris Nasional (Seknas) Serikat Boemi Poetra, Ir. H. Abdullah Rasyid, M.E., melalui saluran WhatsApp, Senin, 1 April 2024.

Dalam kajian pihaknya, lanjut Rasyid, pendidikan kepramukaan sangat penting dalam mewujudkan generasi tangguh, berbudi luhur dengan mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan serta cinta tanah air. Pendidikan kepramukaan sejauh ini sudah terbukti mampu membentuk karakter generasi bangsa.

“Apakah ini sebuah kesengajaan? Sehingga, tidak ada lagi sesuatu di dunia pendidikan kita yang menjamin terbentuknya generasi berkarakter khas Indonesia,” tukas Rasyid.

Aktivis ’98 ini mengungkap kalau pendidikan kepramukaan masih melekat pada dirinya. Dari pendidikan kepramukaan di sekolah, dia mengaku belajar berdisiplin, bersosialisasi dan bahkan kali pertama mengenyam ilmu kepemimpinan.

“Sebagai salah satu wahana pengembangan bagi generasi muda Indonesia, Gerakan Pramuka memiliki peran melatih soft skill dan ketrampilan hidup. Kita prihatin jika ke depan anak cucu generasi kita akan kehilangan kemampuan tersebut,” pungkasnya.

Tujuan pendidikan kepramukaan, sebagaimana dibeber Rasyid, pada dasarnya sebangun dengan tujuan diadakannya pendidikan ekskul pada Kurikulum Merdeka, yang merupakan produk Kemendikbudristek di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim.

Pada penjelasannya diurai, pendidikan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat serta kemampuan.

Pendidikan ekskul juga bertujuan membentuk kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal, yang dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.

Sebelumnya, Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 menegaskan bahwa ekskul pramuka wajib diterapkan bagi siswa SD dan SMP. Karenanya, ada hari-hari tertentu (biasanya Jumat dan Sabtu) siswa SD dan SMP wajib mengenakan seragam pramuka.

Nah, kewajiban bagi institusi pendidikan tingkat SD dan SMP untuk mengalokasikan waktu pada penyelenggaraan ekskul pramuka ini hilang dengan terbitnya Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Artinya, pendidikan pramuka menjadi sama statusnya dengan ekskul lain, bebas untuk diikuti ataupun tidak oleh siswa. (*)

 

Penulis: Habib Yasin

Editor: Indra Gunawan

indragunawanku@gmail.com

 

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com