ILUSTRASI: salah satu sesi latihan PSMS Medan. FOTO: ISTIMEWA
AgioDeli.ID - Satu kebijakan diambil manajemen PSMS Medan dalam hal akses
peliputan kepada awak media. Ini standar operasional prosedur (SOP) baru.
Informasi
berdasarkan rilis Media
Officer PSMS, disebutkan bahwa awak media tetap diperkenankan meliput. Hanya,
ada batasan yang harus dipatuhi, terutama saat pelatih I Putu Gede menggelar latihan tertutup.
SOP dimaksud
berupa pewarta foto hanya boleh memotret pada 15 menit awal. Saat sesi latihan memasuki taktikal, harus steril dari awak media. Wawancara dan pengambilan foto bisa
dilakukan setelah sesi latihan selesai.
Lalu, semua
permintaan wawancara dengan pelatih harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan
media officer demi berlakunya proses satu pintu.
Proses
wawancara pun baru bisa terlaksana setelah adanya koordinasi dengan pelatih
kepala.
“Namun jika
kawan-kawan ada wawancara eksklusif, harus koordinasi dulu agar media officer
yang berkoordinasi dengan pelatih atau pemain Ayam Kinantan yang ingin diwawancarai,”
tulis rilis tersebut.
“Lalu, khusus kawan-kawan media yang mengambil video, SOP tidak jauh berbeda dengan poin pertama tadi. Di luar itu harus steril,” tulisnya melanjutkan.
Menyahuti hal itu, Sekretaris Ikatan Wartawan Online (IWO) Syaiful mengaku kecewa dengan sikap manajemen yang terkesan kaku. Sebagai klub professional yang memiliki penggemar fanatik, sikap manajemen dianggap terlalu berlebihan.
"Kebijakan
manajemen terkesan kaku. Karena tidak memberikan ruang kepada awak media dalam
menyampaikan informasi. Padahal kita tahu bahwa media ini adalah corongnya
informasi," ujar Syaiful.
"Selain
itu kebebasan Pers juga dilindungi dalam UU Pers. Jika sikap mereka seperti ini
menjadi tanda tanya. Ada apa dengan PSMS?" ucapnya melanjutkan.
Apalagi
sejauh ini bilang Syaiful, rekan-rekan media kerap tertinggal informasi. Terkini
mengenai update kehadiran pemain baru yang justru informasinya berseliweran di
media sosial Instagram.
"Kan
aneh. Media jurnalistik belakangan ini sering terlambat mendapatkan akses
berita dan selalu tertinggal dari media sosial seperti Instagram. Ke depan
kalau begitu, pre match dan post match-nya sama admin media sosial aja, gak usah lagi undang wartawan,"
katanya dengan nada kecewa.
Padahal, lanjut
dia, sejauh ini PSSI
juga ada menetapkan regulasi mengenai sesi temu pers yang harus dilakukan klub
sebelum dan sesudah laga.
"Berkaca
dari kompetisi kemarin, mereka sibuk ngajak wartawan untuk mengikuti pre match
press confrence dan post match press confrence secara zoom. Atau ada sanksi
yang bakal mereka terima jika ini tidak dilakukan," ucapnya.
Untuk itu, Syaiful meminta kepada manajemen
yang notabene menaungi klub professional juga bisa bersikap professional.
"Kalau
mereka professional mereka harus terbuka dan menunjukan keprofessionalannya ke
publik," ujarnya mengakhiri. (donny)