Stinney, Orang Termuda yang Dieksekusi Mati di Amerika, 70 Tahun Berselang Terkuak Tak Bersalah

Editor: AgioDeli.id author photo

Stinney
George Stinney Jr

AgioDeli.ID
Dalam catatan sejarah, George Stinney Jr. merupakan orang termuda yang dieksekusi mati di Amerika Serikat pada Abad Ke-20.

Stinney dijatuhi hukuman mati dengan tuduhan pembunuhan. Tak dinyana, 70 tahun setelah kematiannya, terkuak fakta dirinya tidak bersalah.

Unggahan akun media sosial cerobong dunia dengan mengutip www.nationalgeographic.grid.id sebagai sumber, turut menjelaskan ikhwal eksekusi mati Stinney.

Disebutkan, remaja kulit hitam berusia 14 tahun tersebut dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan dua gadis kulit putih di sebuah kota di Carolina bagian selatan.

Maret 1944, Betty June Binnicker yang berusia 11 tahun dan Mary Emma Thames, 8 tahun, dinyatakan hilang. Ayah Stinney yang menjadi bagian dari tim pencari, menemukan mayat kedua gadis itu di sebuah parit. Penemuan ini berselang beberapa jam setelah kedua gadis itu dinyatakan hilang.

Stinney bersama saudara perempuannya, Amie Ruffer, merupakan orang terakhir yang melihat kedua gadis itu saat berada di sebuah ladang. Namun, polisi lebih mengarahkan perhatian pada Stinney.

Stinney ditangkap tanpa adanya bukti dan saksi lebih lanjut. Beberapa orang mengatakan, Stinney terlihat sangat ketakutan sehingga terpaksa mengatakan seperti apa yang diinginkan polisi.

Stinney dinyatakan bersalah atas pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman mati dengan menggunakan kursi listrik.

Sempat ada perdebatan terkait hasil ini, terutama tentang Stinney yang masih terlalu kecil untuk duduk di kursi listrik. Stinney bahkan harus duduk di atas alkitab agar sesuai dengan ukuran alat eksekusi tersebut.

Stinney dieksekusi pada 16 Juni 1944. Ia menjadi orang termuda yang dihukum mati. Kasus ini membuat marah para pembela hak-hak sipil.

Stinney diinterogasi sendirian di sebuah ruangan kecil, tanpa didampingi orangtua apalagi pengacara.

Saat itu, polisi mengatakan Stinney mengaku telah membunuh keduanya karena Binnicker menolak berhubungan badan dengannya.

Beberapa tahun setelahnya, sejarawan George Frierson mulai mempelajari kasus ini. Ia juga menemui mantan teman satu sel Stinney, Wilfor Hunter.

Hunter mengatakan Stinney membantah tuduhan yang ditujukan kepadanya.

Pada 2009, Matt Burgess, seorang pengacara berencana mengajukan laporan dari anggota keluarga Stinney. Keluarga Stinney akhirnya berani bersuara dan mengatakan Stinney mengaku lantaran dipaksa.

Akhirnya, pada 17 Desember 2014, setelah 70 tahun kematiannya, Stinney dinyatakan tidak bersalah. (indra)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com