
Sabaruddin Ahmad, Ahmad Samin Siregar dan A. Zaini Nasution
AgioDeli.id- Dalam rangka menyemarakkan bulan Bahasa sekaligus mengenang kiprah sejumlah tokoh pendidik yang berjasa dalam pembelajaran bahasa dan sastra di Sumatera Utara, Forum Sastrawan Deli Serdang (Fosad) melaksanakan satu kegiatan berkaitan dengan rangkaian Bulan Bahasa, yakni Dialog Sastra bersama Guru dan Sastrawan yang diberi tajuk “Menyemai Kembali Pembelajaran Sastra di Sekolah”.
Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Utara dan akan filsksanakan pada Hari Sabtu, 8 Nopember 2025 di Aula Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut, jalan Brigjen Katamso, Medan.
Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut, Desni Maharani Saragih, S.STP, M.Si menyebut, pihaknya merasa bangga karena penyelenggara kegiatan ini, yakni Forum Sastrawan Deliserdang (Fosad), telah berkenan mengajak Perpustakaan dan Arsip Daerah untuk bekerjasama dalam pelaksanaannya.
"Kami menyambut baik kegiatan ini karena dalam sepengetahuan kami topik yang dibicarakan pada acara ini adalah topik bahasan yang cukup penting dan kontekstual. Bukan saja karena materinya menyangkut pembelajaran sastra di sekolah, tapi terutama berkait dengan tiga orang tokoh penting dalam sejarah pembelajaran Bahasa dan Sastra di propinsi Sumatera Utara, yakni almarhum Bapak Drs. Sabaruddin Ahmad. Almarhum Bapak H. Ahmad Zaini Nasution. Dan almarhum Bapak Drs. Ahmad Samin Siregar," ujarnya.
Disebutkannya, selain almarhum Bapak Mozasa (Mohammad Zaini Saidi), ketiga tokoh ini bukan hanya guru bahasa dan sastra yang sangat baik, tapi juga penulis karya sastra yang banyak menerbitkan buku-buku pembelajaran tentang Bahasa dan Sastra yang cukup baik."
Dialog itu sendiri akan menghadirkan tiga orang pembicara yakni Dr. Shafwan Hadi Umry, Saripuddin Lubis, M.Pd dan Dra. Sri Kartini Handayani, dengan moderator, Khairuddin Ibrahim Harahap.
Dalam pandangan kami, ujar bu Desni, ketiga tokoh yang menjadi topik bahasan dalam acara ini adalah teladan yang paripurna bagaiamana seharusnya Bahasa dan Sastra diajarkan pada murid-murid di sekolah.
"Sehingga dengan demikian, Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya bisa menjadi sekedar lingua franca, tapi bisa benar-benar menjadi tuan di rumahnya sendiri," katanya.
Ditambahkanya lagi, lebih dari pembahasan dan diskusi yang nanti akan berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 12.00 Wib yang diakan oleh Fosad itu, Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut terbuka untuk bekerjasama dengan pihak manapun dalam upaya menumbuhkan budaya literasi di daerah ini. Termasuk dalam hal ini literasi sastra.
"Kami berharap, apa yang dilakukan Fosad dengan menghadirkan para guru dan sastrawan dalam dialog hari ini, akan membawa dampak positif bagi kemajuan dunia sastra khususnya dan pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah-sekolah di propinsi ini pada umumnya," tegas Desni. (*)