Tantangan Society 5.0, Dr. Supriadi: UISU Maksimalkan Kampus Merdeka

Editor: AgioDeli.id author photo

agiodeli.comMcKinsey & Company memprediksi hilangnya 23 juta lapangan pekerjaan di Indonesia akibat Society 5.0, dalam sepuluh tahun mendatang. Bisakah program kampus merdeka menjawab tantangan itu?

“Ya, harapannya memang begitu. Program Kampus Merdeka, tepatnya Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program persiapan menghadapi Era Society 5.0. Selanjutnya bergantung bagaimana pihak kampus mengimplementasikan program tersebut,” ujar Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (FE-UISU), Dr. Supriadi, S.E., MM.,M.Si, CHRA menjawab agiodeli.com, Rabu (12/1/2022).

Ekonom yang mendalami ilmu manajemen ini mengungkapkan, pihak kampus harus berani keluar dari zona nyaman. Maksudnya, dengan mempersiapkan modul-modul yang mendorong mahasiswa untuk berfikir out of the box, kreatif dan inovatif menciptakan peluang baru sebagai profesinya kelak.

“Dalam hal ini, seluruh fakultas yang ada di UISU, tak terkecuali Fakultas Ekonomi, sudah menerapkan dan bahkan terus memaksimalkan Program MBKM. Langkah utamanya adalah dengan penyesuaian kurikulum, yang tentunya merujuk peraturan Mendikbud,” beber akademisi yang juga Ketua Generasi Muda Pujakesuma Sumut ini.

Selanjutnya, guna mendukung Program MBKM, UISU menyiapkan sarana dan prasarana teknologi informasi yang paripurna. Juga ada modul e-learning dan sistem informasi akademik (SIFO). Sehingga, pendampingan terhadap mahasiswa bisa tetap berjalan tanpa batasan ruang.

“Ini juga yang membuat proses belajar-mengajar di UISU tetap berlangsung baik, meski pandemi Covid-19 mendera negeri ini,” pungkasnya.

Konsep Society 5.0 Fokus pada Manusia

Society 5.0 merupakan gagasan Jepang menyangkut tatanan masyarakat, di mana manusia harus mampu memanfaatkan pengetahuan modern (artificial intelligence/AI, robot, internet of things/IoT) agar dapat hidup nyaman. Society 5.0 adalah resolusi atas Resolusi Industri 4.0.

Konsep Resolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya tidak memiliki perbedaan jauh. Hanya, Konsep Society 5.0 lebih fokus pada manusia. Jika Resolusi Industri 4.0 menggunakan AI (kecerdasan buatan) sebagai komponen utama, maka konsep Society 5.0 menggunakan teknologi modern dengan mengandalkan manusia sebagai komponen utama.

Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep yang ada sebelumnya. Seperti kita ketahui, Society 1.0 adalah saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan. Society 2.0 adalah era pertanian, di mana manusia sudah mengenal cocok tanam. Society 3.0 memasuki era industri, yaitu ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari. Sedangkan Society 4.0 berlangsung saat manusia sudah mengenal komputer hingga internet.

Society 5.0 adalah era di mana semua teknologi merupakan bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya untuk berbagi informasi, melainkan untuk menjalani kehidupan.

Society 5.0, di mana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi. Peradaban ini meminimalisir kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi di kemudian hari.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejauh ini juga aktif melibatkan diri dalam rangkaian diskusi agar kampus dapat menjawab tantangan Society 5.0. Laman www.dikti.kemdikbud.go.id pun melansir pendapat Dirjen Pendidikan Tinggi, Nizam.

Menurut dia, Society 5.0 menghadapkan masyarakat pada situasi yang cepat berubah dan serba tidak pasti. Sependapat dengan hasil riset McKinsey & Company, ia mengatakan kelak akan hilang pekerjaan dan kompetensi lama yang sudah dipersiapkan perguruan tinggi.

Akibat dunia yang semakin cepat berubah, lanjut Nizam, tidak ada pilihan selain selalu belajar dan selalu beradaptasi dengan berinovasi melahirkan pekerjaan baru yang saat ini belum tersedia. Modalnya adalah kekuatan Revolusi Industri 4.0 yang mengiringi lahirnya Society 5.0, yakni teknologi digital.

Dia yakin, Porgram kampus merdeka akan membentuk mahasiswa sebagai pembelajar mandiri, berwawasan global, adaptif, kreatif, dan memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang kompleks di era Society 5.0. (indra)

Baca Juga: Tour de Baktiraja, Bersepeda Sambil Nikmati Sisi Lain Danau Toba

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com