PLTP Sorik Marapi Unit 2 di Mandailing Natal. |
Apa itu H2S dan perusahaan seperti apa pula PT. SMGP?
Berikut ulasan Redaksi AgioDeli.id berdasarkan sejumlah referensi.
Diketahui, Senin (7/3/2022), 56 warga Madina yang
berdomisili di Desa Sibanggor
Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan. Mereka
harus mendapatkan perawatan
intensif lantaran diduga terhirup gas H2S dari operasional PT. SMGP.
Keracunan dialami warga sejak Minggu (06/03/2022) pukul 18.00 WIB. Roby, pihak PT. SMGP,
mengakui hari itu perusahaannya sedang melakukan well test di Well Pad AAE di Desa Siabanggor
Julu.
"Mendapat
keluhan dari masyarakat, tim di lapangan langsung melakukan evakuasi ke Rumah
Sakit Umum Panyabungan," ungkap Roby.
Joint Venture
PT. Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) berkantor pusat di Recapital Building, Jalan
Adityawarman No.55, RT.3/RW.2, Melawai, Kecamatan Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan.
Perusahaan ini merupakan anak
Perusahaan OTP Geothermal.
PT. SMGP mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi
di tiga lokasi di Kabupaten Madina, yakni di Sibanggor Julu, Roburan Lombang dan Sirambas
Perusahaan yang
berdiri sejak 2010 ini merupakan konsorsium dari Origin Energy dengan
kepemilikan saham 47,5 persen, Tata Power 47,5 persen dan PT. Supraco Indonesia 5 persen. Dari pembangkit
listrik yang dikelolanya di Madina, perusahaan ini diperkirakan akan menghasilkan energi listrik
sebesar 240 MW.
Pada 2016, saham PT. SMGP diakuisisi KS ORKA (KS ORKA
Renewables pe ltd). KS ORKA merupakan perusahaan konsorsium antara Hugar Orka
ehf dari Islandia dan Zhijiang Kaizan Compressor Co ltd. Maka, jadilah
PT. SMGP perusahaan joint venture antara perusahaan multi-nasional dengan perusahaan
asing.
Di awal eksplorasinya, pembangkit listrik tenaga panas
bumi PT. SMGP sempat ditentang masyarakat sekitar.
Well Testing & H2S
Well test atau well testing merupakan istilah yang lazim
digunakan dalam dunia perminyakan dan gas. Jika diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia, kata kerja ini bisa diartikan dengan “uji sumur”, yakni serangkaian
kegiatan akuisisi data untuk dianalisis menambah pemahaman tentang sifat-sifat
hidrokarbon, serta memahami karakteristik reservoir bawah tanah yang
memerangkap hidrokarbon.
Tes ini juga akan memberi informasi tertentu tentang
keadaan sumur yang digunakan untuk mengumpulkan data yang meliputi laju aliran
volumetrik dan tekanan yang diamati di sumur terpilih. Hasil pengujian sumur
seperti data laju aliran dan rasio migas, dapat mendukung alokasi sumur untuk
fase produksi.
Ada 3 jenis uji sumur (well test). Pertama deliverability
testing (uji potensi), drill stem test (DST/uji kandungan lapisan) dan pressure
transient testing (uji transien).
Dari proses well testing, hydrogen sulfide atau disingkat
H2S merupakan senyawa kimia kandungan bumi
yang sering menguap. Senyawa kimia ini merupakan gas tidak berwarna, lebih berat dari udara, flammable (mudah terbakar), explosive (berdaya ledak), corrosive (bersifat
merusak zat/benda lain),
dan sangat beracun, dengan bau khas “telur busuk”.
H2S akan
secara otomatis menyala pada 500 derajat F (260 derajat C). Nama lain H2s adalah
gas selokan, gas rawa, ataupun gas tinja.
Gas ini bisa
timbul secara alami di minyak mentah, gas alam, mata air panas, sumur air,
vulcano gas. Sebagai tambahan, H2s juga bisa ditimbulkan oleh proses pembusukan bakterial
bahan organik dan limbah manusia ataupun binatang dalam kondisi kekurangan oksigen.
H2S bila
larut dalam air akan menjadi hydrosulfuric acid, yaitu asam lemah. Bila bereaksi dengan
iron/steel akan membentuk iron sulfide yang extremely flammable (sangat mudah
terbakar). H2S juga
diproduksi dalam tubuh manusia melalui penguraian bakteri protein yang mengandung
sulfur, di dalam usus manusia. Bila penguraian
tersebut terjadi di mulut, akan timbul bau mulut yang dinamakan halitosis.
Pada gas alam, senyawa H2S terkandung hingga 90 persen.
Karenanya, sebuah industri yang mengeksploitasi gas alam akan sangat berpotensi
menguapkan H2S ke permukaan bumi.
Bahaya
H2S
Karena massanya lebih berat dibanding udara, maka H2S akan selalu terletak di dasar suatu
bangunan yang tertutup. Menurut American National Standards Institute
(ANSI), sebuah organisasi nirlaba swasta yang mengawasi pengembangan standar untuk
produk, layanan, proses, sistem, dan personel di Amerika Serikat, berikut ini eskalasi
efek H2S pada kesehatan:
0,13 ppm:
bau minimal
4,60 ppm:
mudah terdeteksi, bau sedang
10 ppm:
mulai iritasi mata
27 ppm: bau
tidak enak, sangat kuat, dapat ditoleransi
100 ppm:
batuk, iritasi mata, kehilangan sensasi bau setelah terpapar 2-5 menit
200–300 ppm:
radang mata conjunctivitis, iritasi saluran napas, setelah 1 jam paparan
500-700 ppm:
hilang kesadaran, henti napas, dan kematian dalam paparan 30 hingga 60 menit
1000-2000
ppm: hilang kesadaran dengan segera, henti napas dan kematian dalam beberapa
menit. Kematian dapat
terjadi walaupun korban sudah dibawa ketempat dengan udara segar. (indra
gunawan)