AgioDeli.ID: Anggota DPRD Kota Medan, Dhiyaul Hayati, berharap Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di jadikan sebagai momentum oleh pemerintah untuk mengevaluasi mutu pendidikan dan menyoroti kembali nasib tenaga pendidik yang masih berstatus honorer.
“Bukan saja status honorernya, namun kesejahteraan atau kelayakan upah mereka juga harus dicari solusinya,” jelas Dhiyaul Hayati kepada wartawan di Medan, Selasa (3/5/2022) menyikapi Hardiknas tanggal 2 Mei.
Politisi PKS itu tidak menampik masih banyak guru honorer belum mendapatkan kesejahteraan yang layak.
Seperti di Kota Medan, sebut Dhiayul, sekitar 3000-an lebih guru honor di SD Negeri dan SMP Negeri masih memperoleh gaji di bawah Upah Minimum Kota (UMK). “Mereka menerima upah berkisar Rp500 ribu hingga Rp1 jutaan. Bahkan, ada yang menerima Rp 400 ribuan sebulannya,” katanya.
Menurut Dhiyaul, dengan penghasilan kecil, guru honorer tentu sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal, guru merupakan ujung tombak pendidikan untuk mencerdaskan bangsa.
“Dengan gaji yang masih di bawah standar upah minimum, bagaimana mungkin kita mengharapkan mereka fokus untuk mendidik anak bangsa. Faktanya, guru honorer juga telah berjasa dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional,” paparnya.
Pada APBD 2023 nanti, sebut Dhiyaul, peningkatan kesejahteraan guru ini sebagai prioritas anggaran. “Sudah sewajarnya, karena termasuk urusan wajib pemerintah. Hal ini merupakan kebijakan Pemkot Medan untuk memberi kesejahteraan bagi tenaga pendidik. Mereka layak mendapatkan upah sesuai UMK,” paparnya. (donny)