Normalisasi Sungai Belutu, Petani Kampung Manggis Optimistis Setahun 2 Kali Panen

Editor: AgioDeli.id author photo

Proses normalisasi Sungai Belutu. FOTO: SARIMAHDINI/AgioDeli.ID

AgioDeli.ID
Petani di Kampung Manggis, Desa Mangga Dua, Kecamatan Tanjung Beringin, Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara mulai merasakan manfaat normalisasi Sungai Belutu.

Salah satu manfaat normalisasi fungsi Sungai Belutu tersebut adalah tak ada lagi luapan air yang memasuki areal persawahan mereka. Karenanya, petani setempat optimistis bisa panen dua kali selama satu tahun.

Kepala Desa Mangga Dua, Budi, baru-baru ini kepada wartawan di Sergai mengatakan manfaat normalisasi Sungai Belutu kini sudah dirasakan masyarakat, khususnya petani.

Menurutnya, air sungai sudah tidak masuk ke areal persawahan, termasuk ketika sedang pasang besar.

Lanjut Budi, petani di Kampung Manggis selama ini hanya bisa panen satu kali dalam setahun. Bahkan, ada areal persawahan yang kondisinya tak bisa dimanfaatkan karena terus ditenggelamkan luapan air sungai.

Kalaupun ada yang masih beruntung bisa menanam padi, hasil panen tetaplah tidak maksimal.

“Saya hitung ada sekitar 150 hektare lahan sawah yang menerima manfaat normalisasi ini. Sudah terbukti beberapa kali pasang besar, air sudah tidak masuk lagi ke areal sawah,” ungkap Budi.

Kami optimistis tahun ini petani Kampung Manggis bisa panen dua kali, dengan hasil panen yang lebih baik,tambahnya.

Terpisah, Ketua Komunitas Masyarakat Peduli dan Pecinta Sungai ( KOMPPAS) Kabupaten Sergai, Syaifuddin mengatakan normalisasi Sungai Belutu tahap 1 sudah hampir mencapai 4.000 meter.

Kemungkinan, lanjut sosok yang juga sebagai pengawas panitia lapangan, pengerjaan tahap 1 segera selesai.

Sungai Belutu yang tadinya menyempit dan mendangkal, sebut dia, kini sudah mencapai lebar 50 hingga 60 meter.

 

Nelayan Juga Rasakan Manfaat

Manfaat normalisasi Sungai Belutu juga dirasakan nelayan yang bergantung pada pasang surutnya air.

”Jika air surut, maka sampan nelayan tidak bisa lewat. Saat ini tak masalah lagi. Air surut maupun pasang sampan nelayan sudah bisa melintas,” papar Syaifuddin.

Di sisi lain, dengan lebarnya sungai maka dapat menampung  debit air dengan jumlah banyak. Sehingga, kemungkinan banjir di hulu semakin kecil dan berkurang.

Namun, kata Saypuddin, masih ada kendala dalam upaya normalisasi Sungai Belutu. Ada dua Daerah Aliran Sungai (DAS) Belutu yang terdapat permukiman warga, yakni di Kawasan Sungai Rejo dan Pelintahan.

Permukiman warga di kedua lokasi itu mengakibatkan penyempitan sungai.

“Ada sekitar 20 rumah warga yang berada di pinggir DAS. Ini menjadi kendala. Akses masuk alat berat jadi sulit,” paparnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  (Pappeda) Kabupaten Sergai, Rusmiani Purba mengatakan normalisasi Sungai Belutu merupakan kerjasama Pemerintah Kabupaten Sergai bersama Forum Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP).

Normalisasi itu, lanjut Rusmiani, sudah cukup lama diharapkan masyarakat. Lewat sinergi pimpinan guna mensukseskan visi-misi Bupati Sergai H. Darma Wijaya dan Wabup Sergai H. Adlin Tambunan, kolaborasi dengan pihak perusahaan berhasil mewujudkan normalisasi.

"Ada 20 perusahaan yang terlibat dalam aksi ini lewat alokasi dana CSR-nya masing-masing. Jika manfaatnya sudah dirasakan masyarakat, artinya apa yang telah diperbuat pemerintah telah berhasil," pungkasnya. (sarimahdini)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com