AgioDeli.ID – Meludah ke langit, muka juga yang basah. Pemerhati sosial Idrus Djunaidi menempatkan peribahasa itu untuk menggambarkan kegalauan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi atas kritik publik saat ini.
“Kalau istilah anak sekarang ya galau! Dengan kata
lain, Gubsu Edy semakin tak percaya diri dan tak siap menghadapi kritik publik
menjelang akhir masa jabatannya,” ujar Idrus.
Wartawan senior yang juga deklarator Ikatan Jurnalis
Televisi Indonesia (IJTI) di Sumatera Utara ini mengutarakan hal tersebut saat
menanggapi sejumlah awak media di Medan, Kamis, 6 April 2023.
“Ibarat pepatah ‘meludah ke langit, muka juga yang
basah’. Sok menunjukkan kuasa, tetapi kita bisa tangkap kalau sebenarnya Gubsu
Edy itu makin tak percaya diri,” tegasnya.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
peribahasa tersebut didefenisikan sebagai perbuatan melawan kekuasaan, yang
pada akhirnya membuat susah atau merugikan diri sendiri.
Idrus lalu mengulas isi pidato Gubsu Edy Rahmayadi
saat mengukuhkan 361 pejabat fungsional ahli madya dan ahli utama Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman,
Medan, Selasa 4 April 2023, yang ramai dikutip media arus utama.
"Ada orang bilang galak kali gubernur kalian
itu. Jadi, yang bilang orang Sumut di sini. Dia bilang galak kali gubernur
kalian itu, padahal aku ini gubernur dia juga," kata Gubsu Edy ketika itu.
Mantan Panglima Kostrad ini lantas menegaskan kalau
dirinya adalah Gubernur Sumatera Utara sampai 5 September 2023. Sampai pukul 00
WIB.
Ia juga mengingatkan siapapun jangan pernah
mengusiknya dalam memimpin Sumut, sampai akhir masa jabatannya.
"Jadi jangan usik usik saya sampai 5 September
2023, tau! Nah, untuk nanti setelah tanggal 5 September, suka hati kau. Tak ada
urusan lagi sama aku. Karena amanahku sampai di tanggal 5 September,"
sambungnya.
"Tapi kalau sekarang, masih tanggung jawab aku.
Macam macam kau, kupetok kau. Karena ini tanggung jawab. Lillahi Ta'ala. Paham
kau!" seru Edy pula, tanpa menyebut identitas orang yang dia maksud.
Idrus menyimpulkan, Gubsu Edy saat ini sudah tidak
mampu lagi menjawab kritik publik. Kemudian, dia coba bicara dengan tendensi
keras menunjukkan kekuasaan.
“Di lain pihak, publik Sumatera Utara ini sudah tak
lagi menganggap Edy Rahmayadi –dengan jabatan gubernurnya— itu punya arti,”
ungkap Idrus.
“Kan gitu kalau orang Sumut ini sudah tidak suka.
Sering kita dengar kalimat ‘itulah negara kelen (baca: kalian)’ atau yang
seperti dibilang Gubsu Edy itu: galak kali gubernur kelen. Istilah itu dipakai
orang Sumut untuk menunjukkan ketidaksukaan,” jelasnya pula.
Menurut Idrus, dengan kalimat kerasnya Gubsu Edy
seolah menunjukkan dirinya berkuasa. Mindset seperti ini muncul akibat lemahnya
pemahaman akan konstitusi.
“Dia tak sadar kalau yang berkuasa itu sebenarnya ya
publik atau masyarakat Sumatera Utara. Dia jadi gubernur lantaran mandat yang
diberikan masyarakat,” sebut Idrus.
“Dalam iklim demokrasi, yang berkuasa itu publik. Publik
berhak mengevaluasi kinerja pejabat dengan kritik. Makanya kita bilang dia itu
seperti meludah ke langit!”
Jangan Klaim Sport Centre
Contoh lain yang dikemukakan Idrus adalah upaya
pencitraan Gubsu Edy dengan Sport Centre di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten
Deliserdang sebagai konten.
“Publik mengkritik keluarnya anggaran atas pengadaan
lahan Sport Centre maupun hal-hal terkait proyek pembangunannya. Lantas, Gubsu
Edy menanggapi kritik tersebut sebagai upaya menghalang-halangi,” beber Idrus.
Seperti juga dilansir sejumlah media, Gubsu menegaskan
secara hukum persoalan lahan sudah tidak ada masalah. Karenanya, tidak boleh
ada pihak yang menghalang-halangi pembangunan Sport Centre.
“Karena semuanya sudah halal, jangan ada lagi yang menghalang-halangi.
Saya menjadi orang yang berada di depan, bila ada yang menghalang-halangi
pekerjaan ini,” katanya, saat peletakan batu pertama pembangunan Stadion Madya
Atletik dan Martial Art Arena di area Sport Centre, Jumat, 31 Maret 2023 lalu.
Idrus mengaku tak habis pikir mengapa Gubsu Edy
seolah menjadi pahlawan dalam pembangunan Sport Centre itu. Padahal, Sport
Centre itu tidak clear di mata publik.
“Sudahilah pencitraan. Sudahilah kegaduhan dengan
kalimat-kalimat ngawur dan kasar. Jangan klaim Sport Centre itu sebagai karya
diri yang bakal dikenang publik,” tukas Idrus.
Terlebih, lanjut dia, yang nanti akan menuntaskan
proyek Sport Centre dengan segala problematikanya adalah Pj Gubsu penunjukan
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), yang mulai bertugas 6 September mendatang.
“Mudah-mudahan nanti tak ada temuan pelanggaran
hukum di balik proyek Sport Centre itu. Begitu saja kondisinya sudah bagus,
jangan berharap itu bisa dibangga-banggakan nanti,” pungkas Idrus. (Indra Gunawan,
email: indragunawanku@gmail.com)