Pertegas Masa Jabatan Sampai 5 September, Gubsu Edy Disebut Meludah ke Langit

Editor: AgioDeli.id author photo

Gubsu Edy dan Kadispora Sumut Baharuddin Siagian (juga berbaju hitam) dalam momentum peletakan batu pertama Stadion Madya Atletik di Area Sport Centre, Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deliserdang, Jumat, 31 Maret 2023. Sebagaimana dilansir sahabatnews.com, Sekretaris Kelompok Tani Sejahtera Deli Bersatu, Pahala Napitupulu pada Senin, 13 Maret 2023, menyebut Kadispora Sumut Baharuddin Siagian pembohong besar karena menurutnya lahan Sport Centre belum clear and clean. (sumber foto: Instagram @edy_rahmayadi)


AgioDeli.ID
Meludah ke langit, muka juga yang basah. Pemerhati sosial Idrus Djunaidi menempatkan peribahasa itu untuk menggambarkan kegalauan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi atas kritik publik saat ini.

“Kalau istilah anak sekarang ya galau! Dengan kata lain, Gubsu Edy semakin tak percaya diri dan tak siap menghadapi kritik publik menjelang akhir masa jabatannya,” ujar Idrus.

Wartawan senior yang juga deklarator Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Sumatera Utara ini mengutarakan hal tersebut saat menanggapi sejumlah awak media di Medan, Kamis, 6 April 2023.

“Ibarat pepatah ‘meludah ke langit, muka juga yang basah’. Sok menunjukkan kuasa, tetapi kita bisa tangkap kalau sebenarnya Gubsu Edy itu makin tak percaya diri,” tegasnya.

Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa tersebut didefenisikan sebagai perbuatan melawan kekuasaan, yang pada akhirnya membuat susah atau merugikan diri sendiri.

Idrus lalu mengulas isi pidato Gubsu Edy Rahmayadi saat mengukuhkan 361 pejabat fungsional ahli madya dan ahli utama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Selasa 4 April 2023, yang ramai dikutip media arus utama.

"Ada orang bilang galak kali gubernur kalian itu. Jadi, yang bilang orang Sumut di sini. Dia bilang galak kali gubernur kalian itu, padahal aku ini gubernur dia juga," kata Gubsu Edy ketika itu.

Mantan Panglima Kostrad ini lantas menegaskan kalau dirinya adalah Gubernur Sumatera Utara sampai 5 September 2023. Sampai pukul 00 WIB.

Ia juga mengingatkan siapapun jangan pernah mengusiknya dalam memimpin Sumut, sampai akhir masa jabatannya.

"Jadi jangan usik usik saya sampai 5 September 2023, tau! Nah, untuk nanti setelah tanggal 5 September, suka hati kau. Tak ada urusan lagi sama aku. Karena amanahku sampai di tanggal 5 September," sambungnya.

"Tapi kalau sekarang, masih tanggung jawab aku. Macam macam kau, kupetok kau. Karena ini tanggung jawab. Lillahi Ta'ala. Paham kau!" seru Edy pula, tanpa menyebut identitas orang yang dia maksud.

Idrus menyimpulkan, Gubsu Edy saat ini sudah tidak mampu lagi menjawab kritik publik. Kemudian, dia coba bicara dengan tendensi keras menunjukkan kekuasaan.

“Di lain pihak, publik Sumatera Utara ini sudah tak lagi menganggap Edy Rahmayadi –dengan jabatan gubernurnya— itu punya arti,” ungkap Idrus.

“Kan gitu kalau orang Sumut ini sudah tidak suka. Sering kita dengar kalimat ‘itulah negara kelen (baca: kalian)’ atau yang seperti dibilang Gubsu Edy itu: galak kali gubernur kelen. Istilah itu dipakai orang Sumut untuk menunjukkan ketidaksukaan,” jelasnya pula.

Menurut Idrus, dengan kalimat kerasnya Gubsu Edy seolah menunjukkan dirinya berkuasa. Mindset seperti ini muncul akibat lemahnya pemahaman akan konstitusi.

“Dia tak sadar kalau yang berkuasa itu sebenarnya ya publik atau masyarakat Sumatera Utara. Dia jadi gubernur lantaran mandat yang diberikan masyarakat,” sebut Idrus.

“Dalam iklim demokrasi, yang berkuasa itu publik. Publik berhak mengevaluasi kinerja pejabat dengan kritik. Makanya kita bilang dia itu seperti meludah ke langit!”

 

Jangan Klaim Sport Centre

Contoh lain yang dikemukakan Idrus adalah upaya pencitraan Gubsu Edy dengan Sport Centre di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deliserdang sebagai konten.

“Publik mengkritik keluarnya anggaran atas pengadaan lahan Sport Centre maupun hal-hal terkait proyek pembangunannya. Lantas, Gubsu Edy menanggapi kritik tersebut sebagai upaya menghalang-halangi,” beber Idrus.

Seperti juga dilansir sejumlah media, Gubsu menegaskan secara hukum persoalan lahan sudah tidak ada masalah. Karenanya, tidak boleh ada pihak yang menghalang-halangi pembangunan Sport Centre.

“Karena semuanya sudah halal, jangan ada lagi yang menghalang-halangi. Saya menjadi orang yang berada di depan, bila ada yang menghalang-halangi pekerjaan ini,” katanya, saat peletakan batu pertama pembangunan Stadion Madya Atletik dan Martial Art Arena di area Sport Centre, Jumat, 31 Maret 2023 lalu.

Idrus mengaku tak habis pikir mengapa Gubsu Edy seolah menjadi pahlawan dalam pembangunan Sport Centre itu. Padahal, Sport Centre itu tidak clear di mata publik.

“Sudahilah pencitraan. Sudahilah kegaduhan dengan kalimat-kalimat ngawur dan kasar. Jangan klaim Sport Centre itu sebagai karya diri yang bakal dikenang publik,” tukas Idrus.

Terlebih, lanjut dia, yang nanti akan menuntaskan proyek Sport Centre dengan segala problematikanya adalah Pj Gubsu penunjukan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), yang mulai bertugas 6 September mendatang.

“Mudah-mudahan nanti tak ada temuan pelanggaran hukum di balik proyek Sport Centre itu. Begitu saja kondisinya sudah bagus, jangan berharap itu bisa dibangga-banggakan nanti,” pungkas Idrus. (Indra Gunawan, email: indragunawanku@gmail.com)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com