Larso Marbun (paling kanan) mencatat arahan yang disampaikan Gubsu Edy Rahmayadi. sumber foto: jpnn.com/antara
agiodeli – Gubsu Edy Rahmayadi terang-terangan mengakui telah menggagalkan
eks anak buah Basuki Thahaja Purnama (Ahok), Larso Marbun menjadi Sekretaris
Daerah Provinsi Sumut (Sekdaprovsu).
Kepada wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jalan Sudirman, Medan, Selasa
(22/2/2020), Edy Rahmayadi pun menyebut seleksi calon Sekdaprovsu kini
menyisakan tiga peserta. Berikut Larso, sebelumnya ada empat calon yang
berproses.
"Satu marga Lubis, dua
dari Jawa itu," kata Edy.
Edy mengatakan sudah
mengirimkan tiga nama itu kepada pemerintah pusat untuk diambil keputusan. Dia
tak menjelaskan nilai yang mereka raih.
"Karena saya mengirim
tiga orang, tapi tak boleh diberitahu. Nanti kalau
diberitahu dia nggak masuk, marah lagi dia. Saya tempat orang marah aja," tutur Edy.
Informasi berkembang di lingkungan Pemprovsu, dua nama lain
yang melaju ke proses berikutnya adalah Kepala
Bappeda Sumut Hasmirizal Lubis, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sumut Arief
Sudarto Trinugroho dan Staf Ahli Gubernur, Agus Tripriyono.
Edy mengatakan dirinya tidak
mendukung calon tertentu dalam seleksi Sekdaprovsu. Edy meminta agar semua pihak berpikiran
positif.
"Itu tak boleh negatif
thinking," jelasnya.
Sebelumnya, dia mengakui Lasro Marbun merupakan calon Sekdaprovsu dengan nilai tertinggi. Namun, Lasro sengaja digagalkannya dengan alasan tertentu.
"Untuk seleksi Sekda,
nomor satu the best Pak Lasro. Saya panggil beliau, saya minta maaf, Pak Lasro
tidak saya luluskan," kata Edy.
Edy pun mengatakan masih
membutuhkan Lasro sebagai Inspektur Sumut. "Karena
beliau sangat pantas sekali sebagai Inspektorat," ujarnya pula.
"Saya minta maaf, Pak Lasro tidak
saya luluskan, saya tidak luluskan. Pasti cita-citanya
mau jadi eselon I, dengan segala macam pertimbangan saya
butuh dia. Perkara kesejahteraan biar kita nanti doakan," tambahnya.
Lasro sendiri mengaku menerima keputusan Edy Rahmayadi. Lasro
mengatakan dirinya tetap loyal kepada atasannya itu.
"Orang tua sudah
menyatakan isi hati, isi pikiran. Kan beliau pimpinan kita, beliau lebih tahu
apa kebutuhan beliau untuk Sumatera Utara sampai dengan 5 September 2023. Jadi
saya sebagai putra Sumatera Utara, sebagai putra Indonesia, sebagai anak kampong, ya terima dan tetap bekerja, bekerja,
bekerja," ujar Lasro.
Sebelum bertugas di Sumut,
Lasro pernah menjadi pejabat di DKI Jakarta. Dia dilantik Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Dinas Pendidikan pada Rabu, 12 Februari 2014). Dia semula menjabat Kepala Biro Organisasi
dan Tata Laksana (Kabiro Ortala).
Lasro sempat diisukan ingin
mundur dari Kadisdik DKI karena sikap anak buahnya di Disdik DKI yang dianggap
sudah terlalu parah. Wagub DKI saat itu, Ahok, sempat menyebut Lasro orang yang
bagus.
"Pak Lasro sih termasuk
orang bagus, orang jujur. Tapi dia bilang ke saya, sudah terlalu parah di Dinas
Pendidikan," ucap Ahok di Jakarta pada Rabu, 6 Juli 2014.
Pada era kepemimpinan Ahok,
Lasro juga pernah menjabat Kepala Inspektorat DKI. Namun, Lasro dicopot Ahok setelah kasus pengadaan UPS
dan anggaran siluman di APBD DKI mencuat.
Setelah dicopot Ahok, Lasro
sempat menjabat Kepala Bappeda di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas)
Sumut. Lasro kemudian kembali ke DKI Jakarta pada era Gubernur Djarot. Menurut
Djarot, Lasro merupakan orang yang lurus. (indra/berbagai sumber)