![]() |
Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara bersama fungsionaris PERTIDI menjenguk bocah korban eksploitasi. SUMBER FOTO: Facebook @Muhammad Lokot Nasution. |
AgioDeli.ID – Bocah berusia 12 tahun terinveksi HIV (human immunodeficiency virus) akibat kekejian orang dewasa. Sejak umur 7 tahun, bocah perempuan ini dipaksa melayani birahi pria-pria hidung belang.
Adik J, demikian Ketua DPD Partai Demokrat Sumut Muhammad Lokot Nasution menyebut korban, sejak Juli lalu mendapat pendampingan dari Perhimpunan Tionghoa Demokrat Indonesia (PERTIDI) Sumut yang dipimpin David Angreas. DPD Demokrat Sumut pun mencoba mendorong semua pihak untuk mendukung pendampingan
korban, khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu).
Dorongan itu diutarakan Lokot melalui akun Facebook
@Muhammad Lokot Nasution, yang diulik AgioDeli.ID pada Minggu (11/9/2022).
Siang hari sebelum mengunggah status terkait Adik J, Lokot didampingi
fungsionaris PERTIDI Sumut menyempatkan diri menjenguk.
Berdasarkan informasi yang digali PERTIDI Sumut, bocah
perempuan itu terinveksi HIV lantaran eksploitasi seks yang dilakukan orang-orang
dewasa. Sejak berusia 7 tahun, bocah perempuan tersebut sudah dipaksa melayani
birahi pria-pria hidung belang.
“Sebagai makhluk Tuhan yang diberi hati, tentulah kita
akan berempati kepada adik J, yang saya jenguk siang tadi,” ungkap Lokot
membuka narasi pada unggahannya.
Politisi muda berkacamata ini mengaku tak kuasa bercerita
banyak mengenai korban. Pada unggahannya, dia hanya menegaskan kalau dirinya
bersama Partai Demokrat akan berupaya sekuat tenaga melakukan pendampingan.
Lalu, Lokot mengatakan akan mendorong Pemprovsu
menyediakan tempat tinggal untuk korban maupun anak-anak lain yang bernasib
sama.
“Kenapa mereka butuh tempat tinggal? Kenapa mereka butuh
pendampingan? Karena kebanyakan mereka ini ditolak untuk tinggal bersama
keluarganya. Karena mereka membutuhkan perhatian, kasih sayang dan bimbingan,
agar mereka dapat menatap masa depan dengan tersenyum. Agar mereka kuat dan tidak
putus asa,” ungkap Lokot.
“Maka pemerintah, masyarakat, ormas, dan tentu saja
partai politik harus hadir untuk mereka yang lemah dan membutuhkan pertolongan,”
tutupnya. (indra)