 |
| Demonstran geruduk Kantor Bawaslu Asahan, Kamis (17/11/2022). FOTO: AgioDeli.ID/hendri |
AgioDeli.ID – Puluhan demonstran menuntut Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) mencopot komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Demonstran berlatar mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Anak Sumatera Anti Kezholiman (Gasak) itu melancarkan tuntutannya dengan menggeruduk Kantor Bawaslu Kabupaten Asahan, Kamis (17/11/2022) sekira pukul 14:30 WIB.
Kedatangan demonstran disambut hujan deras. Tapi, semangat mereka tidak kendur. Walau tidak diperkenankan masuk ke teras Kantor Bawaslu Asahan, mereka tetap bertahan di depan pagar untuk menunggu petinggi Bawaslu Asahan datang menemui.
Ketua Gasak Asahan, Erianda Saragih dalam orasinya mengatakan aksi kali kedua ini dilakukan lantaran aksi sebelumnya tidak mendapat respons. Jika kali ini tidak juga ada tanggapan, maka demonstrasi akan terus mereka lakukan.
"Aksi kedua ini tujuannya sama, mengacu keinginan masyarakat Asahan, yaitu pemilu yang berintegritas. Ini harus diawali independensi penyelenggara, tidak memiliki kepentingan politik. Sehingga, benar benar bersih dari kepentingan parpol," teriak Dicky Erianda.
"Kalau penyelenggara pemilu tersandra oleh kepentingan politik, gimana bisa tercipta pemilu yang bersih, indenpenden dan berintegritas," tegasnya lagi.
Dalam orasinya, Dicky juga mengatakan Bawaslu Asahan telah melanggar Undang-Undang Pemilu No. 7 Tahun 2017, khususnya pasal 117, yang mengatur tata tertib bahwa anggota partai politik harus sekurang-kurangnya 5 tahun sudah mengundurkan diri jika ingin ditetapkan sebagai penyelenggara pemilu.
Nyatanya, lanjut dia, rekrutmen yang dilakukan Bawaslu Asahan untuk aparatur pengawas di level kecamatan telah melanggar ketentuan tersebut.
Setelah demonstran terus bertahan di tengah hujan deras, seorang staf Bawaslu Asahan datang menemui. Staf tersebut hanya menyampaikan kalau saat itu tak satupun komisioner Bawaslu Asahan berada di kantor.
