Gerakan Sawah Mandiri di Sergai untuk Ketahanan Pangan Sumatera Utara

Editor: AgioDeli.id author photo

Bupati Sergai H Darma Wijaya aktif memantau langsug sentra-sentra padi di daerahnya. Langkah ini untuk memotivasi peranserta warga dalam Gerakan Sawah Mandiri yang terintegrasi dengan Program Pertanian Berkelanjutan demi ketahanan pangan di Provinsi Sumatera Utara.

AgioDeli.ID
Terintegrasi dalam Program Pertanian Berkelanjutan, Gerakan Sawah Mandiri merupakan langkah strategis untuk ketahanan pangan, sekaligus menjadikan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) lumbung padi nomor satu di Sumatera Utara.

Saat ini Kabupaten Sergai merupakan penghasil padi terbesar kedua setelah Kabupaten Deliserdang. Karenanya, pertanian daerah ini menjadi faktor penting ketahanan pangan Sumatera Utara.

Tak main-main, Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 26 tahun 2016 merupakan landasan formal Gerakan Sawah Mandiri di Kabupaten Sergai.

Tujuan utama Gerakan Sawah Mandiri ini adalah untuk meningkatkan produksi padi lokal secara mandiri dan menjaga keseimbangan lingkungan sekitar.

Gerakan Sawah Mandiri mengusung prinsip kawasan pertanian pangan berkelanjutan. Dalam hal ini, penting bagi petani dan pemerintah setempat untuk mempertahankan luas sawah yang ada.

Penerapan aturan kawasan pertanian pangan berkelanjutan serta giat melaksanakan cetak sawah, baik secara mandiri maupun dengan fasilitasi pemerintah, adalah salah satu poin pada perbub dimaksud.

Selain itu, pembangunan atau rehabilitasi jaringan irigasi untuk memastikan pasokan air yang cukup bagi sawah-sawah di Serdang Bedagai.

Selanjutnya, penyediaan serta optimalisasi alat dan mesin pertanian, penggunaan varietas unggul baru dengan potensi hasil tinggi secara meluas, dan peningkatan indeks pertanaman.

Petani Kabupaten Sergai aktif dalam Gerakan Sawah Mandiri untuk menjaga ketahanan pangan Sumatera Utara. 

Pupuk juga elemen penting. Pemkab Sergai pun memastikan ketersediaan pupuk secara mandiri, baik pupuk kimia, pupuk cair, maupun pupuk organik.

Hama dan penyakit tanaman menjadi ancaman serius bagi produksi pertanian. Oleh karena itu, intensifikasi pemantauan dan pengendalian hama penyakit tanaman menjadi langkah penting yang tak boleh terabaikan.

Pemkab Sergai menyadari, kerja sama lintas sektor turut menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemerintah setempat bekerja sama dengan penyuluh untuk pendampingan, inovasi, bimbingan serta pelatihan guna meningkatkan kemampuan petani.

Dalam melaksanakan Gerakan Sawah Mandiri, Bupati Sergai H Darma Wijaya mendorong agar produksi padi lokal bisa terus meningkat. Hal ini sejalan dengan keinginan Presiden RI Ir. Joko Widodo, yang pada banyak kesempatan meminta daerah untuk terus menggenjot luas area tanam padi.

“Melalui Gerakan Sawah Mandiri, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai berharap dapat mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan produksi padi lokal secara mandiri, meningkatkan kesejahteraan petani dan pada akhirnya memenuhi ketahanan pangan daerah, tidak hanya tingkat kabupaten, namun juga bisa didistribusikan hingga ke tingkat provinsi,” ucap Bupati Darma Wijaya saat panen perdana di lokasi cetak sawah baru, Desa Paya Mabar, Kecamatan Tebing Tinggi, Selasa, 31 Agustus 2021.

Petani Sergai juga mengembangkan komoditas padi organik untuk menghasilkan nilai tambah.

Gerakan Sawah Mandiri mengandung tujuan mendasar, yakni mendukung dan menyukseskan Program Nawa Cita dan Program Prioritas IMEP (Infrastruktur, Maritim, ketahanan Energi dan ketahanan Pangan) Pemerintah RI. Untuk itu disimpulkan perlunya ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian pangan di Kabupaten Serdang Bedagai.

Ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian pangan dapat dilakukan masyarakat secara mandiri. Caranya, mencetak lahan persawahan baru maupun mengoptimalkan lahan sawah yang selama ini kurang produktif.

Selain meningkatkan produksi tani, Gerakan Sawah Mandiri juga punya tujuan meminimalisir penyusutan lahan pertanian di Serdang Bedagai.

Konversi atau alih fungsi lahan pertanian dipandang cukup rawan, disebabkan kebutuhan infrastruktur, tempat tinggal, juga industri. Ini berpotensi menimbulkan gangguan ketahanan pangan di Serdang Bedagai, bahkan bisa pula berdampak lebih luas hingga ke tingkat provinsi.

Hal ini bukan tanpa alasan. Serdang Bedagai mampu menempati urutan kedua dari segi produksi dan luas panen 3 tahun berturut-turut, mulai tahun 2018 hingga 2020.

Meski Gerakan Cetak Sawah digulirkan pada tahun 2016, namun implementasinya mengalami pasang surut karena satu dan lain hal. Ini bisa dilihat pada tahun 2016, terdata hanya 1 hektare pertambahan lahan sawah di Serdang Bedagai.

Tahun berikutnya ada peningkatan signifikan, yaitu sebanyak 50 hektare. Namun, penurunan kembali terjadi pada tahun 2018 karena terdata hanya 11 hektare yang merupakan hasil cetak sawah.

Petani Sergai berperan aktif menjadikan daerahnya salah satu lumbung padi di Sumatera Utara.

Peningkatan luas sawah baru kembali terjadi pada tahun 2019. Sebanyak 75 hektare lahan berhasil dikonversi menjadi sawah baru. Jumlah ini kemudian meningkat sekitar 173 persen pada tahun 2020 dengan jumlah cetak sawah yang mencapai 231 hektare.

Tahun 2021 bisa dikatakan periode buruk bagi Gerakan Cetak Sawah. Terjadi penurunan tajam pada jumlah lahan sawah baru. Tercatat Serdang Bedagai hanya mampu menghasilkan 111 hektare lahan sawah lewat gerakan ini atau turun sekitar 48 persen.

Tak bisa dipungkiri, hal tersebut merupakan akibat hantaman pandemi Covid-19 yang menjadi bencana kesehatan global. Akibat pandemi, hampir seluruh aktivitas mengalami kelumpuhan dan penurunan besar-besaran.

Selain itu, di akhir 2021 atau pada musim tanam kedua, Kabupaten Serdang Bedagai menghadapi bencana banjir. Banyak lahan mengalami puso. Hal ini mengharuskan petani melakukan tanam ulang atau memundurkan jadwal tanam. Pertambahan lahan cetak sawah pun ikut terimbas.

Gerakan Cetak Sawah perlahan bangkit lagi di tahun 2022. Data bersumber dari Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, pencetakan sawah baru kembali meningkat signifikan.

Sampai bulan Agustus, jumlah lahan yang telah dicetak menjadi persawahan sudah mencapai luasan 228 hektare. Jumlah ini sudah hampir menyamai rekor tertinggi cetak sawah di tahun 2020.

Bupati Sergai H Darma Wijaya. Sosok pemimpin egaliter ini aktif turun ke lapangan untuk memotivasi petani di daerahnya. Sergai sedang berupaya menjadi lumbung padi nomor satu di Sumatera Utara.


Dalam rentang waktu tahun 2016 sampai tahun 2022, ada total delapan kecamatan yang terlibat Gerakan Sawah Mandiri. Kedelapan kecamatan tersebut adalah Tanjung Beringin, Teluk Mengkudu, Perbaungan, Tebing Tinggi, Bandar Khalipah, Pegajahan, Sei Rampah, dan Serbajadi.

Teluk Mengkudu menjadi kecamatan dengan areal cetak sawah terluas, yaitu 277 hektare. Selanjutnya disusul Tanjung Beringin 234 hektare dan Perbaungan 96 hektare.

Dari sisi produktivitas sejak mulai digulirkan, terjadi fluktuasi luasan cetak sawah baru. Namun hasil panen cenderung mengalami peningkatan.

Perhektare, jumlah produksi padi di lahan cetak sawah berada di kisaran 4,5 hingga 5 ton. Di awal program ini berjalan pada tahun 2016, total produksi hanya 9,5 ton.

Jika dibandingkan dengan data terbaru per Agustus 2022 yang mencapai 2.166 ton, tentu jumlahnya mengalami pertambahan sangat signifikan.

Keberlanjutan program ini di bawah kepimpinan Darma Wijaya tampak sangat menjanjikan. Dengan evaluasi dan perbaikan dari tahun ke tahun, ditambah peningkatan dalam segi luas lahan dan produksi, maka Gerakan Sawah Mandiri diyakini berdampak lebih signifikan ke depannya.

Gerakan Sawah Mandiri diperkuat di masa kepemimpinan Bupati Darma Wijaya. Penguatan merujuk pada Program Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai 2021-2026, yang termaktub dalam Sapta Dambaan (Sabda).

Salah satu dari 7 program pembangunan jangka menengah tersebut adalah Pertanian Mandiri dan Berkelanjutan. Masuknya pertanian dalam program pembangunan tentu punya dasar jelas, yaitu pertanian merupakan salah satu sektor prioritas di Kabupaten Serdang Bedagai.

Lewat program ini, ke depannya pertanian di Sergai lebih diarahkan kepada pertanian organik dan pengembangan komoditi hortikultura, dengan lebih banyak melibatkan kaum muda tani.

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026, Pemerintah Kabupaten Sergai menargetkan 1.000 hektare sawah baru pada tahun 2026.

Dalam perjalanannya, program ini kemudian mendapat apresiasi prestisius. Adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat yang kemudian mengganjar Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya dengan Anugerah Kebudayaan PWI.

Prestasi tersebut didasarkan pada kemampuan Darma Wijaya mengkolaborasi kebijakannya di sektor pertanian, lewat Gerakan Sawah Mandiri dengan aspek kebudayaan atau kearifan lokal di Kabupaten Serdang Bedagai.

Tanda penghargaan diserahkan Ketua PWI Pusat Attal S Depari di puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) di Medan, yang juga disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), 9 Februari 2023 lalu. ***

Pengolahan data dan penyajian informasi ini merupakan hasil kerjasama AgioDeli.ID dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Serdang Bedagai, penulis: Sari Mahdini.

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com