Ketum PKBA Mapancas, Sony W Manalu (kiri) memberi wejangan kepada jajaran DPD Mapancas Kota Medan. foto: ISTIMEWA |
AgioDeli.id – Ketua Umum Presidium Keluarga Besar Alumni (PKBA) Mahasiswa Pancasila (Mapancas), Sony W Manalu mengungkap 2 kekuatan yang sifatnya wajib dilestarikan. Apa itu?
“Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Ini kekuatan
Bangsa Indonesia selama ini. Jika sampai tergerus, maka semangat keindonesiaan akan terkikis,”
ujarnya ketika baru-baru ini memberi wejangan kepada jajaran Dewan Pengurus
Daerah (DPD) Mapancas Kota Medan.
Karenanya, lanjut dia, melestarikan nilai-nilai budaya
dan kearifan lokal sifatnya wajib bagi generasi bangsa. Jangan sampai, dinamika
kehidupan di era digitalisasi saat ini menggerus dua kekuatan tersebut.
Di hadapan Ketua DPD Mapancas Kota Medan, Roufik Sitepu dan Wakil Ketua, Alexander Ginting Munthe, tokoh pemuda tersebut juga mengungkap keprihatinannya akan kondisi terkini Bangsa Indonesia. Menurut dia, saat ini cukup mengemuka persoalan-persoalan yang didasari egosentris kesukuan, kedaerahan, bahkan agama.
Rekam Jejak
Wakil Ketua DPD Mapancas Kota Medan, Alexander Ginting Munthe (kiri) menerima buku karya Sony W Manalu (kanan). foto: ISTIMEWA
Karenanya pula, ia mendorong agar kader-kader Mapancas
terus mengawal Pancasila sebagai satu-satunya ideologi Bangsa Indonesia.
Pancasila, harus dipahami sebagai pemersatu bangsa.
Diketahui, Sony yang juga Pejabat Eselon I Kementerian Sosial ini pernah 2 periode
menjabat Ketua Umum (Ketum) DPP Mapancas (1992 s/d 1999). Sebelumnya,
dia menjabat Ketua DPD Mapancas
Sumatera Utara (1989-1992).
Selanjutnya, dalam bincang-bincang penuh kekeluargaan di
kediamannya, Jalan SM Raja, Medan, Sony membeber sejarah panjang Mapancas yang
sebelumnya merupakan bagian dari “Kubu Pancasila” bersama Pemuda Pancasila, Pelajar Pancasila, Sarjana Pancasila, Tani Pancasila,
Nelayan Pancasila dan Buruh Pancasila.
Mapancas didirikan Jenderal Besar AH Nasution dan Jenderal Gatot Subroto bersama Ratu Amina Hidayah. Organ ini
dipersiapkan sebagai kekuatan
supra struktur Partai IPKI untuk menghadapi kekuatan komunis. Setelah IPKI bubar, Mapancas
menjadi organisasi
kepemudaan (OKP) independen.
“Karena itu, setiap kader Mapancas harus tegak lurus pada semangat proklamasi
dengan Pancasila sebagai landasan,”
tandasnya.
Usai memberi wejangan, Sony menyerahkan buku karyanya kepada
jajaran DPD Mapancas Kota Medan. Buku berjudul “Aktivis-Birokrat, Birokrat-Aktivis” itu merupakan
rekam jejak Sony selama 35 tahun menjadi aktivis dan 30 tahun menjadi birokrat.
Ketua DPD
Mapancas Kota Medan, M
Roufik Sitepu mengaku sangat berterima kasih atas waktu yang
diluangkan Sony untuk junior-juniornya. Terlebih, Sony menerima mereka di
kediamannya yang pernah menjadi
Sekretariat DPD Mapancas Sumatera Utara. (alexander ginting)