BAGI sebagian masyarakat, istilah stunting mungkin masih terdengar asing. Namun, ini merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di Indonesia dan memerlukan berbagai upaya untuk pencegahannya.
Secara umum,
stunting adalah salah satu penyakit kronis yang memengaruhi pertumbuhan anak.
Oleh karenanya, stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup
membahayakan.
Perlu
dipahami faktor-faktor penyebab stunting. Dengan begitu, kita bisa melakukan
langkah-langkah preventif untuk menghindarinya.
Stunting
memiliki beberapa gejala yang bisa dikenali, misalnya:
• Wajah tampak lebih muda dari anak
seusianya
• Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
• Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar
yang buruk
• Pubertas yang lambat
• Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak
cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang
sekitarnya
• Berat badan lebih ringan untuk anak
seusianya
Target 2024, Stunting di Sergai Kurang dari 14 Persen
Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, berkomitmen tinggi menurunkan angka stunting di
Tanah Bertuah Negeri Beradat.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sergai H Adlin Umar Yusri Tambunan saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor)
dan Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022, yang digelar di Hotel
Swiss Belinn, Jalan
Gajah Mada No. 46, Medan, 6 Desember 2022.
Rakor dilaksanakan
dengan tujuan menguatkan komitmen dan sinergi seluruh pihak terkait sebagai
upaya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di kabupaten/kota se-Sumut tahun
2022.
“Tujuan dari
rakor ini adalah agar pihak terkait terus meningkatkan apa yang menjadi hal-hal
utama dalam mempercepat penurunan angka stunting di Sumut. Di antaranya yang pertama, meningkatkan penguatan dan
percepatan pencapaian sasaran program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting
yang dilaksanakan secara bersinergi dan kolaboratif dengan pendekatan
pentahelix. Kedua,
mendorong aksi nyata dalam penurunan percepatan stunting. Ketiga, menyusun Rencana Tindak Lanjut
Percepatan Penurunan Stunting. Selanjutnya keempat, memperkuat kerjasama
multipihak dalam mendukung upaya percepatan penurunan stunting,” kata Wabup
selaku Ketua Tim PPS Sergai.
Terbaru,
wujud keseriusan Pemkab Sergai adalah dengan menggelar rapat membahas penyusunan
regulasi daerah terkait stunting. Penyusunan regulasi ini melibatkan seluruh organisasi
perangkat daerah (OPD) dan stakeholder nonpemerintahan.
Selain itu,
Pemkab Sergai juga berkomitmen menekan persentase stunting lewat Pengukuran dan
Publikasi Stunting yang digelar di Aula Puskesmas Desa Pon pada Selasa, 13 Desember 2022.
Bupati
Sergai H.
Darma Wijaya,
melalui Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Faisal Hasrimy, memaparkan bahwa organisasi kesehatan dunia (WHO)
menyebut batasan
prevalensi stunting di suatu wilayah adalah sebesar 20 persen.
Secara
nasional, jelasnya pula, berdasarkan data dari survei status gizi indonesia (SSGI),
prevalensi stunting menurun dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 24,4% pada 2021.
Fakta
tersebut berbanding lurus dengan kondisi Kabupaten Sergai yang juga mengalami penurunan
prevalensi stunting dari 36,2% pada tahun 2019 menjadi 20% pada 2021.
Meski Sergai mengalami progres
pemberantasan stunting yang sangat baik, menurut dia, hal tersebut tidak lantas membuat
seluruh pihak boleh berpuas diri. Sebab, target prevalensi stunting yang harus dikejar sesuai dengan
target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu 0 (nol) persen prevalensi
stunting pada 2030 di Indonesia.
“Melalui
pengukuran dan publikasi ini, kita memeroleh data prevalensi stunting terkini pada skala
layanan puskesmas, kecamatan dan desa. Hasil pengukuran panjang badan dan
tinggi badan anak di bawah umur 5 tahun dapat digunakan untuk memperkuat
komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan konvergensi percepatan
penurunan pencegahan dan penanggulangan stunting. Hal tersebutlah yang menjadi
dasar kita melaksanakan kegiatan pengukuran dan publikasi,” kata Sekda Faisal.
Gandeng Kader TP PKK untuk Cegah Stunting
Pengukuran dan Publikasi Stunting yang digelar di Aula Puskesmas Desa Pon pada Selasa, 13 Desember 2022. FOTO: DISKOMINFO SERGAI |
Upaya terbaru Pemkab Sergai untuk meminimalisir stunting adalah dengan mengkampanyekan program Gerakan Makan Ikan (Gemarikan). Gemarikan diharapkan dapat meningkatkan konsumsi ikan di Tanah Bertuah Negeri Beradat, terutama pada ibu dan anak.
Sebagai contoh, pencanangan kegiatan Gemarikan di TK Sehati, Desa
Kwala Bali, Kecamatan Serbajadi pada 5 Desember 2022. Kegiatan ini
bertujuan mendukung
kesehatan masyarakat dan penanganan kasus stunting atau gizi buruk pada
anak-anak di Sergai.
Dalam
kesempatan itu, Bupati Darma Wijaya yang turut hadir menyampaikan bahwa untuk
memenuhi kebutuhan ikan, pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan produksi
perikanan dengan memaksimalkan potensi di sektor perikanan tangkap, perikanan
budidaya dan pengolahan hasil perikanan.
Peningkatan
produksi perikanan dari ketiga sektor tersebut, ungkap dia, saat ini terus
menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Bahkan, khusus peningkatan produksi ikan air tawar
dan air laut, sejauh sudah mampu memenuhi permintaan pasar terhadap ikan di Provinsi Sumatera
Utara (Sumut) dan luar provinsi.
“Sergai
sudah menjadi salah
satu lumbung ikan di Sumut,” kata Bupati.
Namun, seiring dengan peningkatan tersebut,
diharapkan agar animo masyarakat dalam mengkonsumsi ikan juga harus meningkat.
Hal ini untuk mengurangi bahkan mencegah terjadinya stunting.
Tak ketinggalan, Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sergai, Ny. Hj. Rosmaida Darma Wijaya juga secara
berkesinambungan mengajak
para orang tua di
Sergai untuk menumbuhkan
budaya makan ikan.
TP PKK melalui kegiatan Gemarikan mengkampanyekan beragam menu sajian ikan,
termasuk yang sudah dikreasikan menjadi makanan olahan. Dengan demikian, diharapkan seluruh anak di Sergai suka makan ikan.
“Ayo makan
ikan, agar anak sehat, kuat dan cerdas,” tandas Rosmaida dalam berbagai
kesempatan.
Sebagai
mitra pemerintah daerah, TP PKK Sergai terus melakukan upaya sosialisasi dan
edukasi masyarakat untuk memantau tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama
kelahiran. Secara medis, stunting itu adalah kondisi tubuh dan otak yang dinilai tidak berkembang
secara optimal. Oleh karenanya, stunting dapat dicegah sebelum anak memasuki
usia 2 tahun.
Kepada para kader PKK, Hj Rosmaida menyampaikan
agar dalam kegiatan Gempur Stunting mampu berkolaborasi dengan pihak puskesmas.
Sehingga, kualitas kesehatan anak dapat dipantu dan terhindar dari stunting.
Ia menyebut, pencegahan stunting sejatinya
harus dilakukan sejak
anak masih berada di kandungan. Selain memberikan asupan gizi yang baik, para
ibu hamil diimbau memeriksakan atau berkonsultasi terkait kehamilannya, menjaga
ASI eksklusif serta senantiasa memantau tumbuh kembang anak di Posyandu.
“Para kader PKK dan Posyandu agar tetap
bersinergi dan bergandengan tangan dalam upaya percepatan pencegahan dan
penurunan stunting melalui Kampung KB, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga
Balita, Posyandu Balita, Posyandu Remaja dan Dapur Sehat Atasi Stunting,” pintanya.
Aktifkan Program Kader Posyandu
Ketua TP PKK Kabupaten Sergai, Ny. Hj. Rosmaida Darma Wijaya (kiri) langsung menyasar ibu-ibu rumah tangga dalam mensosialisasikan pencegahan dan penekanan angka stunting. FOTO: DISKOMINFO SERGAI |
Selain itu, ada pula Program Kader Posyandu yang pada bulan Oktober lalu diresmikan. Kader Posyandu diharapkan menjadi perpanjangan tangan Bupati dan Wabup Sergai dalam program pencegahan dan penurunan angka stunting. Melalui merekalah pesan-pesan dan edukasi terus disampaikan ke masyarakat.
Di sela peresmian Program
Kader Posyandu, Wabup Adlin berharap kader Posyandu
dapat memaksimalkan
peran dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selain
itu, dapat mengontrol
agar anak-anak tidak mengalami stunting serta menyosialisasikan program
pemerintah dalam pengentasan stunting.
Di kesempatan itu, Wabup juga mengungkap bahwa pihaknya menargetkan pada 2024
stunting di Kabupaten Sergai dapat di bawah 14 persen.
Tak hanya
itu, Pemkab Sergai juga menggelar acara Rembuk Stunting tingkat kabupaten yang
dilaksanakan pada 15 September 2022.
“Upaya
penurunan stunting sudah menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah yang
juga tercantum dalam RPJMN 2020-2024. Oleh karenanya, kepada seluruh instansi
dan stakeholder terkait agar mampu memetakan program, kegiatan, serta
pencegahan stunting secara optimal di Kabupaten Sergai,” ujar Wabup
ketika itu.
Ditegaskannya pula, stunting bukanlah sekadar permasalahan kekinian. Dampak
stunting akan sangat
terasa di masa depan.
“Saat
ini menurut data, 1 dari 4 balita di Indonesia kondisinya stunting. Bayangkan
bagaimana kondisi masa depan bangsa jika masalah ini tidak mendapat perhatian
yang serius. Anak-anak kita adalah generasi penerus bangsa,” tegas Adlin
Tambunan.
Sergai Nihil Stunting di 2030
Ketua TP PKK Kabupaten Sergai, Ny. Hj. Rosmaida Darma Wijaya juga langsung berkomunikasi dengan anak-anak balita dalam gerakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan). FOTO: DISKOMINFO SERGAI |
Mengacu pada WHO, Wakil Bupati menyebut batasan jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada waktu tertentu (prevalensi) stunting di suatu wilayah adalah 20 persen. Secara nasional, sesuai dengan data yang dihimpun Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting mengalami penurunan dari sebelumnya di angka 30,8 persen di tahun 2018, menjadi 24,4 persen pada tahun 2021.
“Hal
serupa juga terjadi dalam skala Kabupaten Sergai. Kalau pada tahun 2019
prevalensi stunting kita berada di angka 36,2 persen, maka pada 2021 angkanya menyusut menjadi 20 persen,”
terang Adlin
lagi.
Dalam hal
ini, lanjut dia,
Kabupaten Sergai telah mencanangkan prevalensi stunting ada di bawah 14% pada
tahun 2024 dan sudah nihil di tahun 2030.
Dia berpesan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya pengentasan
stunting untuk dapat berperan aktif. Kepada para camat, kepala desa, jajaran tenaga kesehatan, kader PKK dan Posyandu hingga bidan, harus mampu menerjemahkan program yang
telah disusun sebagai upaya melandaikan angka stunting.
“Posyandu
juga mesti terus dilakukan. Dengan itu, kita bisa mengetahui balita mana yang
punya risiko terhadap stunting, sehingga lebih mudah untuk melakukan upaya pencegahannya,” tutup Wabup Adlin. (*)
Pengolahan data dan penyajian informasi ini merupakan hasil kerjasama AgioDeli.ID dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Serdang Bedagai.